Ada sebuah Kisah
yang sangat menginspirasi saya dimana untuk menyelesikan sebuah persoalan tidak
cukup dengan sebuah kecerdasan namun juga diperlukan semangat keberanian untuk
melakukannya, demikian pula sebaliknya tidak cukup hanya dengan semangat keberanian
namun juga diperlukan adanya tingkat kecerdasan yang memadai untuk dapat
memberikan solusi kebaikan untuk semua orang agar bisa diterima dan tidak
merugikan salah satu pihak dan ini memang mudah di bicarakan tapi pada
kenyataan akan sangat sulit diterapkan karena tidak semua orang memiliki
kemampuan untuk berani dan cerdas.
Siang itu saya
ada janji untuk bertemu di rumah seorang teman dalam rangka untuk rapat
membicarakan sesuatu yang cukup penting bersama dengan beberapa orang lainnya,
namun pada akhirnya diputuskan pertemuan itu kami tunda menjadi malam harinya
setelah shalat isa, tetapi bukan pertemuan ini yang ingin saya tuliskan
melainkan cerita yang terjadi ketika acara rapat sudah selesai dan cerita
inilah yang menginspirasi diri saya dan mencoba mengingatnya kemudian
menuliskannya dan berbagi dengan anda.
Adapun cerita
ini berawal dari ketika sebuah urusan perut menjadi hal yang sangat penting dan
tidak bisa ditawar-tawar lagi maka yang terjadi adalah bagi sebahagian orang
akan menghalalkan segala cara untuk memenuhi urusan perut tersebut, ketika
persoalan ini bersinggungan dengan orang lain maka yang terjadi adalah konflik.
Nah untuk menyelesaikan konflik inilah diperlukan seseorang yang mempunyai sebuah
keberanian dan juga kecerdasan.
Di sebuah lokasi
penambangan emas yang dikerjakan oleh masyarakat sekitar yang jumlah nya cukup
banyak terjadi sebuah keributan besar dan hampir terjadi perkelahian, ketika
itu ada seorang warga yang datang kelokasi penambangan tersebut dengan muka
garang kemudian marah-marah dan hampir menyulut kemarahan warga lainnya, namun
ditengah kerumunan orang ada yang coba berbicara dengan baik baik kemudian
menanyakan kepada si A tersebuat ada persoalan apakah sehingga dia marah besar,
setelah coba diajak bicara ternyata persoalannya adalah bahwa tanah atau lokasi
yang dilakukan aktifitas penambangan emas tersebut diakuinya adalah hak
miliknya secara sah dan dia mengatakan bahwa fihaknya memilki bukti dan surat
yang sah sebagai pemilik tanah sedangkan warga tidak pernah meminta izin
kepadanya untuk melakukan aktifitas penambangan emas ini. Mendengar hal
tersebut orang itupun lalu coba berbicara lagi dengan warga dan berusaha
menenangkan emosi warga dengan mengatakan mari persoalan ini kita bicarakan
saja dan kita tanyakan kepada fihak kelurahan atau kepada yang lebih berwenang
dengan hal ini,..pada akhirnya ternyata entah bagaimana warga menurut apa yang
dia sampaikan kemudian keributan pada hari itupun bisa dihindarkan.
Tidak berselang
beberapa lama dengan dikoordinir orang yang kita sebut saja Si B dan sekelompok
warga mendatangi kantor kelurahan untuk bertemu dengan lurah tersebut kemudian
menanyakan kejelasan dari setatus tanah yang mereka perdebatkan. Singkat cerita
setelah melalui perdebatan yang panjang dan alot serta juga telah menghadirkan
pihak yang bersangkutan maka diambil keputusan bahwa lokasi tanah tersebut memang
bukan milik warga penambang melainkan benar milik dari orang yang kita sebut Si
A tadi, namun warga tetap bersikeras dengan beralasan bahwa lokasi tanah
tersebut sudah lama tidak dipelihara maka warga berhak untuk mengelolanya
karena memang menurut informasi keadan lokasi tanah tersebut demikianlah
adanya.
Perdebatan terus
berlanjut tanpa ada solusi dan pada akhirnya Si B pun kembali angkat bicara dia
berkata” pa kalau terus begini tidak akan ada titik temu pak… bagaimana kalu
kita cari titik tengah saja pak…kalau bapak terus bersikeras untuk tidak
mengizinkan warga untuk beraktifitas di lokasi tanah bapak memang bapak adalah
pihak yang lebih benar namun ketika kita bicara urusan perut maka ini bisa menjadi
persoalan besar pak dan tentu ini akan merugikan bapak juga nantinya, jadi
maksud saya mohon kerendahan hati bapak untuk dapat mengizinkan warga bekerja
untuk memenuhi urusan perutnya dengan tidak merugikan bapak yaitu dengan system
perjanjian atau system sewa atau bagaimana pak…?”
Bersambung…………………………………………
Post a Comment
Comen