Perusahaan daerah Baratala Tuntung
Pandang sebagai satu-satunya pemegang hal untuk pertambangan batubesi di
Kabupaten Tanah Laut, kini tengah di goncang krisis keuangan. Dengan kondisi
demikian, karyawan di Baratala pun hanya menerima gaji separo dari gaji pokok,
dan fatalnya jika kondisi ini akan terus berlarut maka karyawan terancam tidak
akan menerima gaji. Hal ini di sebabkan dampak resesi global
yang menurun maka berimbas pada turunnya harga batu besi dunia, membuat sejumlah
perusahaan pengolah bijih besi menjadi berhenti beroperasi, dan otomatis
pembelian batu besi dari Baratala pun terhenti. Awalnya, harga batubesi senilai 105
dollar USA, namun kini hanya mencapai angka 40 dollar USA, dengan kondisi
anjloknya harga batu besi inilah sangat tidak memungkinkan bagi perusahaan
untuk melakukan pengolahan batu besi.
Sementara stok batubesi yang milik
Baratala yang menumpuk di stock file masih ada kurang lebih 20 ribu ton, akan
tetapi kondisinya sebagian sudah di tumbuhi rerumputan, dan mesih crasser
penghancur batubesi hanya menjadi pajangan sampai berkarat.
Seperti halnya PT.Delta Prima Steel
salah satu mitra kerja Baratala yang berada di Kecamatan Jorong, suasana pabrik
pengolahan batu besi setengah jadi (Sponge Iron) tidak nampak terlihat kepulan
asap dari corong pabrik pengolahan bijih besi setengah jadi itu. Bahkan hanya
sesekali mesin di hidupkan agar tidak dingin, dan untuk menghilangkan karat, di
samping setiap bulan terus membayar abondemen listrik.
Dari 280 orang karyawannya, kini
hanya tersisi 30 orang, itupun hanya tenaga security. Produksi teraakhir Delta
Prima Steel sendiri sebanyak 20 ribu ton dan itu terjadi di tahun 2014 lalu.
Kondisi keuangan yang kini tengah
menghantam Baratala menjadi satu ke khawatiran bagi segenap direksi dan
karyawan.
Menyikapi hal demikian, bupati
Tanah Laut Bambang Alamsyah saat di konfirmasi Selasa (15/3) mengatakan,
melihat kondisi seperti ini Baratala harus di restrukturirasi kembali, kemudian
juga harus meninjau kembali pekerjaan dan tujuan perusahaan, ujarnya.
“saat ini ada langkah-langkah yang
di ambil, agar Baratala dapat kembali berjalan lancar seperti mana biasa,
Pemerintah Daerah sudah mengambil jalan, salah satunya merevisi Perda tentang
perusda, sehingga mungkin akan di tambahkan usaha-usaha baru yang kini masih
dalam proses, serta tidak mengkhawatirkan, karena sudah di kaji peluang-peluang
baru usaha tersebut, dan ada beberapa opsi yang sudah di siapkan,” jelasnya.
Hal senada juga di utarakan anggota
komisi III DPRD Tala Ihkwan Khariri yang menurutnya, untuk Baratala ini memang
harus ada tindak lanjut dari Pemkab untuk upaya penyelamatan agar jangan sampai
terjadi seperti perusda Aneka Usaha Manuntung Berseri (AUMB) yang sudah gulung
tikar, salah satu mungkin harus merubah Perda tentang Baratala, dan dengan
memperluas bidang usaha, jelasnya.
Post a Comment
Comen