TUGAS PSIKOLOGI
UMUM
Dosen : Achmad
Faisal, M. Si.
NPM : 13862042569
Kelas : Pelaihari
VI
A. Teori
operant conditioning
Istilah
conditioning operan (operant conditioning) diciptkan oleh skinner dan memiliki
arti umum conditioning perilaku. Istilah “operan” disini berarti
operasi(operation) yang pengaruhnya mengakibatkan organisme melakukan suatu
perbuatan pada lingkungannya; misalnya perilaku motor yang biasanya merupakan
perbuatan yang dilakukan secara sadar (Hardy & Heyes, 1985; Reber, 1988).
Tidak
seperti dalam respondent conditioning (yang responsnya didatangkan oleh respon
tertentu), respons dalam conditioning operan terjadi tanpa didahului stimulus,
melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforce. Reinforcer itu sendiri
sesungguhnya adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah
respons tertentu, akan tetapi tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus
lainnya seperti dalam classical respondent conditioning.
Penilitian
contioning operan dimulai pada awal abad ini dengan sejumlah eksperimen oleh
Thorndike (1898), ia, yang banyak dipengaruhi oleh teori evaluasi Darwin,
mencoba menunjukkan bahwa proses belajar pada hewan merupakan proses yang terus
menerus, sama pada proses belajar pada manusia.
B. Akar
Biologis dalam Belajar
Akar Biologis adalah Sistem saraf (nervous
system) merupakan sirkuit
komunikasi elektrokimia tubuh. Bidang yang mempelajari sistem saraf disebut neurosains (neurosince), dan orang
yang mempelajarinya disebut ilmuwan
neurosains (neuroscientist). Sistem saraf manusia terbuat dari miliaran
sel saraf yang saling terhubung.
Biologis yaitu
proses-proses dan dinamika yang syaraf faali ( neural-fisiologis ) yang ada
dibalik suatu perilaku. Sel-sel syafaf yang menghantar impuls-impuls dari
sistem syaraf tepi ke sistem syaraf pusat disebut afferent; dan yang menghantar
impuls-impuls dari sistem syaraf pusat ke sistem tepi disebut efferent. Sistem
endokrin, yang terdiri dari rangkaian kelenjar ( glandula ) yang dapat
mengeluarkan cairan kimiawi tertentu langsung ke dalam darah. Banyak sedikitnya
cairan kimiawi ini, disebut hormon, sangat menentukan fungsi tubuh manusia dan
akhirnya menentukan perilaku. Yaitu antara lain: Kelenjar Gondok ( thyroid ),
Kelenjar pituitary, Kelenjar Adrenal, Kelenjar Kelamin, Kelenjar Pancreas.
C.
Teori Sosial Learning
Teori
Sosial Learning (Albert Bandura) asal mulanya teori ini disebut observational
learning, yaitu belajar dengan jalan mengamati perilaku orang lain. Teori ini
beranggapan bahwa masalah proses psikologi terlalu dianggap penting atau
sebaliknya hanya ditelaah sebagian saja.
Menurut
teori belajar social, yang terpenting ialah kemampuan seseorang untuk
mengabstraksikan informasi dari perilaku orang lain, mengambil keputusan
mengenai perilaku mana yang akan ditiru dan kemudian melakukan
perilaku-perilaku yang dipilih.
Teori ini
berusaha menjelaskan hal belajar dalam situasi alami, yang berbeda dengan
situasi laboratorium, lingkungan social menyediakan bermacam-macam kesempatan
untuk memperoleh ketrampilan dan kecakapan dengan jalan mengamati pola-pola
tingkah laku beserta akibat-akibatnya atau konsekuaensinya.
Asumsi dasar teori ini ada tiga macam,
yaitu:
1. Hakikat
proses belajar.
2. Hubungan
antara Individu.
3. Hasil
Belajar.
D. Dinamika
dalam pembelajaran
Dinamika adalah sesuatu yang mengandung
arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri
secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan
interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan.
Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok, semangat kelompok (group
spirit) terus-menerus ada dalam kelompok itu, oleh karena itu, kelompok
tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat
berubah. Jadi, dinamika belajar adalah suatu pola dalam belajar yang terus
berkembang dan mengalami perubahan dari waktu ke waktu yang mengalami proses
berkelanjutan atau bisa juga dikatakan sebagai susunan belajar.
Peran guru dalam kegiatan pembelajaran di sekolah sangatlah relatif tinggi.
Peran tersebut terkait dengan peran siswa dalam belajar. Adanya gejala membolos
sekolah, malas belajar, senda gurau ketika guru menjelaskan bahan ajar sukar
misalnya, merupakan ketidak sadaran siswa tentang belajar. Kondisi eksternal
yang berpengaruh pada belajar yang penting adalah bahan belajar, suasana
belajar, media dan sumber belajar, dan subjek pembelajar itu sendiri.
Daftar
Pustaka:
1. Psikologi
Umum, dalam lintasan sejarah, Drs. Alex Sobur, M. Si., cetakan ke-5; Oktober
2013.
2. Psikologi
Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, Muhbib Abdul Wahab, Cetakan I, Maret
2004.
Post a Comment
Comen