KARYA ILMIAH
TENTANG
Pengaruh Moderenisasi
OLEH
NAMA : MULIYADI
NPM : 13 86 20 42 569
PROGRAM
STUDI : PSIKOLOGI
JURUSAN : ADMINISTRASI
PENDIDIKAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
ACHMAD YANI
BANJARMASIN
2015
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Kuasa, karena atas limpahan rahmat dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
karya ilmiah ini.
Pertama saya ucapkan terima kasih kepada Dosen yang
telah membimbing saya dalam menyusun karya ilmiah ini. Karya ilmiah yang saya
buat ini mengangkat tema atau judul tentang motivasi(Kode Z).
Karya ilmiah ini dibuat adalah untuk memenuhi Tugas Psikologi yang ditugaskan
oleh Dosen mata pelajaran yang bersangkutan.
Dengan terselesaikannya karya ilmiah ini, penulis
sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam
menyusun dan menyelesaikan karya ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan penulis dari pembaca demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Penulis
berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Daftar Isi
Kata Pengantar…………………………………………………………………………..
i
Daftar isi……………………………………………………………………………………
ii
Bab I Pendahuluan………………………………………………………………..
I.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………………………
I.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………….
I.3 Tujuan………………………………………………………………………………
I.4 Metode……………………………………………………………………………..
I.5 Manfaat…………………………………………………………………………….
I.6 Sistematika Penelitian………………………………………………………….
Bab II Pembahasan……………………………………………………………..
II.1 Klasifikasi seorang siswa sulit
belajar……………………………………
II.2 Unsur – Unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Siswa………………………………………………………………………………….
II.3 Penyebab Menurunnya Motivasi Belajar
Siswa……………………….
II.4 Faktor–Faktor Perbedaan Motivasi Belajar Seorang
Siswa dengan yang lainnya……………………………………………………..
II.5 Solusi
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa……………………….
Bab III Penutup………………………………………………………………..
III.1 Kesimpulan………………………………………………………………….
III.2 Kritik dan Saran…………………………………………………………….
Daftar Pustaka……………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Melihat kondisi para siswa di zaman sekarang yang sudah malas untuk belajar, terutama bagi para siswa yang akan menghadapi ujian nasional, maka dari itu diperlukan solusi agar siswa mempunyai keinginan dan niat yang kuat untuk belajar. Salah satu cara yang dapat membuat siswa berkeinginan untuk belajar adalah jika ia memiliki motivasi.
Motivasi dipengaruhi oleh berbagai macam unsur, salah
satu yang terpenting ialah lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang baik akan
memberikan pengaruh yang baik bagi seorang siswa yang masih dalam tahap labil
begitu pula sebaliknya, lingkungan yang buruk akan memberikan pengaruh buruk
pula bagi siswa tersebut. Terkadang motivasi belajar siswa dapat berubah – ubah
menjadi lebih baik atau lebih buruk. Berbagai macam motivasi yang dapat
meningkatkan semangat belajar siswa, akan dibahas dalam karya ilmiah ini.
I.2 Rumusan Masalah
Poin – poin masalah yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini adalah :
1. Apa klasifikasi seorang siswa sulit belajar ?
2. Apa unsur – unsur yang mempengaruhi motivasi belajar
siswa ?
3. Apa penyebab menurunnya motivasi belajar siswa ?
4. Apa saja faktor – faktor perbedaan motivasi belajar
seorang siswa dengan yang lainnya ?
5. Bagaimana cara /solusi meningkatkan motivasi belajar
siswa ?
I.3 Tujuan
Berdasarkan permasalahan di atas, maka karya ilmiah
ini disusun dengan tujuan :
1. Untuk mengetahui penyebab menurunnya motivasi belajar
siswa.
2. Untuk mengetahui cara meningkatkan motivasi belajar
siswa.
3. Untuk mengetahui klasifikasi kesulitan belajar seorang
siswa.
4. Untuk mengetahui faktor – faktor penyebab perbedaan
motivasi belajar seseorang.
5. Mengetahui peran orang tua , guru dan lingkungan
sekitar dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
I.4 Metode
Penelitian karya ilmiah ini dilakukan dengan menggunakan metode studi pustaka, khususnya yang berasal dari situs – situs internet.
I.5 Manfaat
Sesuai dengan latar belakang masalah dan tujuan penulisan, diharapkan semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi para siswa, orang tua dan para guru dalam mengambil tindakan untuk meningkatkan motivasi atau minat belajar siswa.
I.6 Sistematika Penelitian
Karya ilmiah ini tersusun dalam 3 bab :
1. Bab I memuat pendahuluan yang berisi latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, manfaat
penulisan, dan sistematika penelitian.
2. Bab II menguraikan pembahasan atau hasil penelitian.
3. Bab III memuat penutup yang berisi kesimpulan dan
saran.
BAB II
PEMBAHASAN
II. 1 Klasifikasi seorang siswa sulit belajar
Kata motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah-laku, dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu. Tidak bisa dipungkiri, setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan motivasi (niat). Lalu, seperti apa pengertian motivasi yang sebenarnya?
Motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang
mendorong, merangsang atau menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau
kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya. Secara garis
besar kesulitan belajar menurut Mulyono Abdurrahman (1995:16-17) dapat
diklasifikasikan ke dalam dua kelompok yaitu; (1) Kesulitan belajar yang
berhubungan dengan perkembangan (developmental learning disabilities) dan (2)
kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities). Kesulitan belajar
yang berhubungan dengan perkembangan mencakup gangguan motorik dan persepsi,
kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, dan kesulitan belajar dalam
penyesuaian perilaku sosial. Kesulitan belajar akademik menunjuk pada adanya
kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas
yang diharapkan. Kegagalan-kegagalan tersebut mencakup penguasaan keterampilan
dalam membaca, menulis dan matematika.
Kesulitan belajar akademik dapat diketahui oleh guru
atau orang tua ketika anak gagal menampilkan salah satu atau beberapa kemampuan
akademik. Sedangkan kesulitan belajar yang bersifat perkembangan umumnya sukar
diketahui baik oleh orang tua maupun oleh guru karena tidak ada
pengukuran-pengukuran yang sistematik seperti halnya dalam bidang akademik.
Meskipun beberapa kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan sering
berkaitan dengan kegagalan dalam pencapaian prestasi akademik, hubungan antara
keduanya tidak selalu jelas.
Di Indonesia terdapat beberapa penelitian terhadap
keberadaan anak berkesulitan belajar antara lain penelitian yang dilakukan
terhadap 3.215 murid kelas satu hingga kelas enam SD di DKI Jakarta. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat 16,52% yang oleh gurunya
diperkirakan sebagai murid yang termasuk berkesulitan belajar (Mulyono
Abdurrahman & Nafsiah Ibrahim, 1994). Sejak tahun 1986, Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Indonesia bekerjasama dengan USAID melaporkan bahwa di Indonesia
diperkirakan terdapat 300.000 anak-anak yang membutuhkan layanan pendidikan
khusus (Anak Berkebutuhan Khusus).
Jika angka statistik 30% di Amerika Serikat digunakan,
maka di Indonesia pada tahun 1986 diperkirakan terdapat 90.000 anak-anak
berkesulitan belajar. Berdasarkan data yang ada di Dinas Pendidikan Kota
Bandung bahwa jumlah siswa SD/MI pada tahun 2000/2001 sebanyak 228.366 orang.
Jika diestimasikan bahwa sekitar 5% – 10% (berdasarkan penelitian Stanford
Institute), maka diperkirakan anak yang mengalami kesulitan belajar berkisar
antara 11.418 sampai 22.837 orang. Jumlah anak berkesulitan belajar akan
semakin meningkat terutama setelah kriteria adaptabilitas sosial digunakan
dalam menentukan anak tunagrahita selain taraf intelegensi, sehingga anak-anak
yang semula dianggap sebagai tunagrahita ternyata termasuk anak berkesulitan
belajar.
II.2 Unsur – Unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Siswa
Motivasi belajar sebenarnya ada pada diri siswa sendiri. Dalam kerangka pendidikan formal, motivasi belajar juga ada dalam jaringan rekayasa pendagogis guru yaitu dengan tindakan pembuatan persiapan belajar, pelaksanaan belajar-mengajar, maka guru menguatkan motivasi belajar siswa. Dilihat dari segi emansipasi kemandirian siswa, motivasi belajar semakin meningkat pada tercapainya hasil belajar. Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa.
Hal-hal yang mempengaruhi motivasi belajar pada
seorang siswa, diantaranya :
a. Cita – cita atau aspirasi dari siswa
Motivasi
belajar tampak pada keinginan siswa. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut
menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan dikemudian hari menimbulkan cita-cita dalam
kehidupan. Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral,
kemauan, bahasa, dan nilai-nilai kehidupan.Timbulnya cita-cita juga dibarengi
oleh perkembangan kepribadian. Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang
terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi
pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau juga hukuman akan dapat mengubah
keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan menjadi cita-cita. Oleh sebab
itu, cita-cita akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku
belajar sehingga akan mewujudkan aktualisasi diri.
b. Kemampuan Siswa
Keinginan
seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak
untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
c. Kondisi Siswa
Kondisi
siswa yang meliputi jasmani dan rohani juga mempengaruhi motivasi belajar.
Seorang siswa yang sedang sakit, lapar, atau marah-marah akan mengganggu
perhatian belajar. Sebaliknya, seorang siswa yang sehat, kenyang, dan gembira
akan mudah menguatkan perhatian. Dengan kata lain, kondisi jasmani dan rohani
siswa sangat berpengaruh pada motivasi belajar siswa.
d. Kondisi Lingkungan Siswa
Lingkungan
siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya,
dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat
terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencan alam, tempat tinggal yang kumuh,
ancaman rekan yang nakal, perkelahian antarsiswa, akan mengganggu kesungguhan
belajar. Oleh sebab itu, kondisi lingkungan yang sehat, kerukunan hidup,
ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman,
tenteram, tertib, dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah
diperkuat.
Seperti
yang dijelaskan di atas, lingkungan sekitar juga dapat mempengaruhi motivasi
belajar siswa, seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan
pergaulan ( teman ).
1. Lingkungan Keluarga
Keluarga
adalah lingkungan sosial pertama yang dikenal oleh seorang siswa. Suasana
keluarga yang kondusif bagi siswa untuk belajar, tentu bisa meningkatkan
prestasi siswa itu sendiri. Sebaliknya, bila dalam keluarga itu sendiri
tercipta suasana yang tidak mendukung siswa untuk belajar, tentu saja prestasi
siswa di sekolah tidak akan bagus. Berikut adalah beberapa tips agar siswa
semangat belajar dari segi lingkungan keluarga :
•
Sebaiknya orang tua atau saudara, selalu memberi semangat dan motivasi dalam
bentuk apapun agar siswa menjadi giat belajar.
•
Kehidupan rumah tangga yang harmonis juga berpengaruh untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa. Keadaan keluarga dimana
ayah dan ibu yang selalu bertengkar, akan membuat siswa menjadi malas untuk
belajar di rumah dan lebih memilih untuk keluar jalan-jalan untuk mengusir rasa
kesal.
•
Orang tua juga harus menerapkan kedisiplinan pada siswa, karena dengan orang
tua menerapkan disiplin pada siswa, itu pasti akan sangat bermanfaat. Siswa
akan tumbuh menjadi anak yang disiplin dan tentu saja motivasi serta prestasi
belajarnya akan meningkat.
Pengaruh
lingkungan terhadap prestasi belajar siswa dari segi keluarga adalah yang
paling besar. Jadi, hendaknya keharmonisan antar anggota keluarga bisa terjaga.
Ini sangat berpengaruh pada mental seorang siswa.
2. Lingkungan Sekolah
Pengaruh
lingkungan ini terhadap prestasi belajar siswa cukup besar, karena sekolah
adalah lingkungan sosial kedua setelah keluarga yang akan dikenal oleh siswa.
Berikut ini adalah hal-hal yang akan mempengaruhi motivasi serta prestasi
belajar siswa dari segi lingkungan sekolah :
•
Fasilitas sekolah yang lengkap akan membuat siswa termotivasi untuk belajar.
Fasilitas yang dimaksud misalnya perpustakaan dengan buku yang lengkap, laboratorium
dengan peralatan yang memadai, atau fasilitas komputer bila perlu.
•
Teman-teman siswa di sekolah yang punya sifat rajin atau telah memiliki
prestasi bagus, tentu akan menjadi motivasi siswa untuk meningkatkan
prestasinya dengan tujuan bisa setara atau bahkan melebihi teman-temannya.
•
Sekolah yang baik adalah sekolah yang memiliki guru-guru yang berkualitas.
Mulai dari cara mengajarnya, cara memberi motivasi, atau cara mereka memberi
perhatian pada siswa-siswanya. Hal ini tentu memberi pengaruh besar terhadap
motivasi serta prestasi siswa.
3. Lingkungan Pergaulan (Teman)
Pengaruh
lingkungan terhadap prestasi belajar memang sangat besar, apalagi bila
menyangkut lingkungan pergaulan siswa itu sendiri. Jika siswa bisa memilih
pergaulan yang tepat, tentu tidak masalah, tapi kadang siswa banyak yang
terjebak dalam pergaulan yang tidak baik, yang akhirnya berujung pada penurunan
prestasi sekolah. Contohnya bergaul dengan teman yang suka malas belajar, suka
bermain game, teman dengan gaya hidup mewah yang melupakan pendidikan, dan
masih banyak lagi. Hal-hal negatif seperti itu hanya akan membuat siswa menjadi
lupa akan kepentingan belajar.
Untuk
menghindari hal-hal seperti ini, kontrol orang tua sebagai orang terdekat
dengan siswa sangatlah diperlukan. Perhatikan putra-putri anda setiap saat,
kontrol bagaimana perkembangan mereka di sekolah, perhatikan juga siapa saja
teman-temannya, apakah mereka membawa dampak baik atau buruk.
Secara garis besarnya, motivasi mengandung nilai-nilai
dalam pembelajaran sebagai berikut :
1. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya
kegiatan belajar anak.
2. Pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif, serta minat yang
ada pada diri anak.
3. Pembelajaran yang bermotivasi menuntut kreatifitas dan
imajinitas guru untuk berupaya secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang
relevan dan serasi guna membangkitkan dan memeliharan motivasi belajar siswa.
4. Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan
mendayagunakn motivasi dalam proses pembelajaran berkaitan dengan upaya
pembinaan disiplin kelas.
5. Penggunaan asas motivasi merupakan sesuatu yang
esensial dalam proses belajar dan pembelajaran
Selain itu, motivasi dalam belajar mempunyai beberapa
fungsi, yaitu :
1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa
motivasi tidak akan timbul suatu
2. perbuatan misalnya belajar.
3. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya
mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
4. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya
menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan
cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
II. 3 Penyebab Menurunnya Motivasi Belajar Siswa
Terkadang motivasi belajar siswa dapat berubah – ubah,
menjadi lebih baik atau lebih buruk. Motivasi belajar dapat pula terpengaruh
oleh beberapa sebab, berikut dijabarkan beberapa sebab/faktor yang dapat
menurunkan motivasi belajar peserta didik :
• Kehilangan harga diri
Pengaruh dari hilangnya harga diri bagi seorang siswa
/ orang dewasa sangat besar. Tanpa harga diri, peserta didik akan berlaku
sangat emosional dan pasti menurunkan motivasi belajarnya. Penting bagi guru
untuk menyadari hal ini. Berhati-hati dengan latar belakang dan tidak
menyinggung perasaan orang lain merupakan hal yang harus diperhatikan guru
untuk peserta didik. Contohnya; jika seorang peserta didik dihukum dengan cara
maju kedepan dan menjewer kupingnya sendiri dan kakinya diangkat satu, niscaya
ia tidak akan respek lagi terhadap gurunya dan mungkin materi serta keseluruhan
proses belajarnya. Bahkan ia dapat seketika keluar kelas tanpa kembali lagi
selamanya.
• Ketidaknyamanan fisik
Fisik merupakan aspek fisiologis / penampakan yang
penting untuk meningkatkan motivasi belajar. Seorang peserta didik biasanya
selalu memperhatikan penampilan fisiknya. Jika fisiknya tidak membuat ia
nyaman, motivasi belajarnya pun akan menurun. Contoh; seseorang yang mempunyai
badan yang besar akan mengalami penurunan motivasi jika ia diminta untuk
belajar lari sprint di lapangan.
• Frustasi
Kendala dan masalah hidup yang dihadapi oleh peserta
didik merupakan hal yang harus dijalani. Terkadang dapat diatasi, terkadang
tidak. Mereka yang mengalami masalah yang tidak tertanggulangi biasanya akan
cepat frustasi. Peserta didik seperti ini tentu fokus utamanya menghadapi
problem hidupnya yang sedang carut-marut itu. Motivasi untuk terus belajar akan
menurun sejalan dengan rasa frustasinya. Guru seharusnya dapat memahami apa
yang dihadapi peserta didiknya. Guru harus dapat menyampingkan rasa frustasi
peserta didiknya dengan menjadikan proses pembelajaran sebagai sesuatu yang
menyenangkan dan refreshing.
• Teguran yang tidak dimengerti
Peserta didik tidak hanya manusia yang mempunyai
pemikiran dan pengalaman luas tetapi juga prasangka yang besar pula. Jika guru
menegur dengan tanpa ia mengerti, peserta didik itu pun akan merasa bingung dan
berprasangka macam-macam yang pada akhirnya menjadi faktor penurun motivasi
belajarnya.
• Menguji yang belum dibicarakan/diajarkan
Guru yang tidak memahami peserta didiknya dan
mempunyai jam terbang rendah, nampaknya kesulitan dan dapat saja ia lupa atau
sengaja untuk menampilkan soal-soal ujian yang sulit atau belum diajarkanya
karena berbagai sebab. Peserta didik yang mengikuti pembelajarannya akan tidak dapat
menjawab atau menjawab dengan kurang tepat sehingga mereka merasa kesal atau
merasa dipermainkan gurunya. Hal ini menjadi kontra produktif terhadap proses
pembelajaran tersebut.
• Materi terlalu sulit/mudah
Materi pembelajaran dapat diukur dengan menerapkan
pratest dan pengidentifikasian sasaran peserta didik. Terkadang hal ini tidak
diperhatikan guru sehingga materi yang diajarkan terlalu sulit/mudah. Bagi
peserta didik, mereka tentu sangat bosan dengan materi yang terlampau mudah dan
sangat frustasi dengan materi yang terlampau sulit. Keduanya mempengaruhi
motivasi belajar peserta didik ketingkat terendah.
• Persaingan yang tidak sehat
Setiap peserta didik mempunyai perbedaan satu sama
lainya. Terkadang dalam ujian ada saja yang berbuat curang. Peserta didik yang
berbuat jujur merasa tidak adil kepada mereka yang mencontek dan mendapat nilai
bagus sementara dirinya bersungguh-sungguh dalam belajar tetapi nilainya
standar saja. Hal ini menyebabkan motivasi belajarnya menurun bahkan menjadikan
proses belajar tidak lagi kondusif.
• Presentasi yang membosankan
Pembelajaran tidak terlepas dari proses penyajian
materi. Guru harus dapat menyajikan materi yang baik, menarik, jelas dan
melingkupi seluruh materi menjadikan suatu presentasi yang dapat diterima
dengan baik. Jika hal itu bertolak belakang, peserta didik akan cepat bosan dan
menurunkan motivasinya untuk belajar. Contohnya, presentasi disajikan dengan
huruf yang terlampau kecil sehinga sulit untuk dibaca, warna yang ditampilkan
tidak menunjukan gradasi yang jelas, atau penyaji hanya menggunakan metode
ceramah saja, dll.
• Pelatih/fasilitator tidak menaruh minat
Guru dalam perannya sebagai fasilitator di kelas
sangat penting untuk memperlihatkan minatnya pada materi yang diajarkan. Jika
tidak, peserta didik akan berfikir bahwa materi tersebut tidak penting dan
membosankan. Hal itu akan sangat berdampak pada penurunan motivsi belajar
mereka.
• Tidak mendapatkan umpan balik
• Tidak mendapatkan umpan balik
Pembelajaran yang efektif harus menyertakan umpan
balik pada komponen komunikasi antar individu. Peserta didik dan guru
selayaknya mendapatkan umpan balik satu dan lainnya. Jika hal ini tidak
terjadi, peserta dan guru akan mengarah pada komunikasi searah saja. Hal ini
berkebalikan dengan proses pembelajaran yang seharusnya. Peserta didik tidak
mendapatkan apa yang ia butuhkan dan begitu juga guru tidak mendapatkan respon
dari siswa. Penurunan motivasi belajar tentu terjadi karena hal tersebut.
Contohnya, guru yang mengajar dengan hanya metode ceramah tanpa melakukan
diskusi dan melontarkan pertanyaan, juga tidak memperhatikan peserta didiknya
(mengacuhkan) akan tidak mendapat umpan balik yang diperlukan untuk melihat
sejauh mana peserta didik menguasai materi. Begitu juga peserta didik yang
melihat tidak adanya kesempatan bertanya dan berpendapat dan mengkritisi
materi, akan merasa bosan dan menganggap umpan balik dari guru tidak ada.
Mereka dapat segera keluar dari kelas tanpa dipedulikan gurunya.
• Harus belajar dengan kecepatan yang sama
Pembelajaran merupakan suatu proses dimana peserta
didiknya memiliki perbedaan, baik dalam hal kecepatan daya serap atau
pengalaman dan kemampuan lainnya. Jika guru memberikan pola pengajaran yang
kecepatannya sama tiap-tiap peserta didik, dikhawatirkan akan terjadi kebosanan
pada peserta didik yang lebih cepat penyerapannya dan terjadi rasa frusrtasi
yang sangat tinggi bagi peserta didik yang proses penyerapannya lambat. Kedua
hal ni dapat menurunkan motivsi belajar peserta didik.
• Berkelompok dengan peserta yang sama sama kurang
Metode pembelajaran kelompok merupakan suatu metode
strategis untuk guru agar peserta didik dapat saling mengisi dan menanggulangi
masalah yang disampaikan guru. Jika dalam satu kelompok anggotanya berkemampuan
rendah semua, kegiatan kelompok tidak akan berjalan baik. Proses yang
diharapkan guru agar saling mengisi dan bertukar pendapat akan tidak berjalan
dikarenakan seluruh anggotanya berkemampuan rendah. Peserta didik pun akan
merasa tidak mencapai progres yang baik dan tidak mencapai target. Keadaan
tersebut akan menurunkan motivasi belajarnya.
• Harus bertingkah yang tidak sesuai dengan
pembimbingnya
Tingkah laku siswa dipengaruhi oleh pemahamannya.
Peserta didik mempunyai karakter yang khas satu sama lainnya. Pembimbing/guru
tidak dapat memaksakan kehendaknya kepada peserta didiknya agar sesuai
dengannya. Jika hal ini terjadi, peserta didik akan bertindak tidak sesuai
denga pribadinya dan hal ini menimbulkan gejolak di dalam hatinya dan mungkin
mereka akan keluar kelas untuk selamanya. Contohnya, seorang peserta didik yang
cerdas dan biasa mengutarakan pendapatnya dengan gamblang dan selalu kritis,
dalam suatu pembelajaran kelas, guru mengharapakan tidak ada satupun peserta
didik yang bicara, berpendapat atau bertanya dan mengkritisinya di kelas.
Peserta didik ini berfikir dan berprasangka bahwa guru orang yang otoriter dan
kemampuan argumentatifnya rendah juga kemampuan pemahaman materinya rendah
pula. Peserta didik ini pun dengan sukarela akan dapat meninggalkan kelas
secepatnya dan tidak kembali lagi.
II.4 Faktor – Faktor Perbedaan Motivasi Belajar
Seorang Siswa dengan yang lainnya.
Beberapa faktor di bawah ini sedikit banyak memberikan
penjelasan mengapa terjadi perbedaaan motivasi belajar pada diri masing-masing
orang, di antaranya:
1. Perbedaan fisiologis ( physiological needs ), seperti
rasa lapar, haus, dan hasrat seksual.
2. Perbedaan rasa aman ( safety needs ), baik secara
mental, fisik, dan intelektual.
3. Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang
diterimanya.
4. Perbedaan harga diri ( self esteem needs ). Contohnya
yang memiliki mobil atau rumah mewah, jabatan, dan lain-lain.
5. Perbedaan aktualisasi diri (self actualization), tersedianya
kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam
dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
II.5 Cara atau Solusi Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa
Orang tua dalam menigkatkan motivasi belajar siswa dapat dilakukan dengan memberikan dukungan / motivasi belajar kepada anaknya dengan kalimat-kalimat yang semangat contohnya “Jika kamu rajin belajar, nilaimu pasti akan bagus nak”. Dengan kalimat itu, maka dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimiliki anak kemudian membawa perubahan-perubahan yang diinginkan dalam kebiasaan dan sikap-sikapnya. Sehingga anak akan termotivasi untuk selalu rajin belajar.
1.
Berikut ini
adalah beberapa cara praktis yang dapat dilakukan orangtua untuk meningkatkan
motivasi Menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar.
Orang tua dapat menyediakan berbagai perlengkapan
maupun permainan yang dapat mendukung anak untuk belajar, misalnya: komputer,
buku-buku, puzzle, dan sebagainya. Dengan demikian, orangtua secara tidak
langsung memotivasi anak dengan cara menstimulasi rasa ingin tahunya, serta
mendorong anak untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungan sekitar.
2.
Menyediakan waktu
cukup untuk terlibat dalam kegiatan belajar anak.
Selain menciptakan iklim rumah yang dapat mendukung
anak untuk belajar, interaksi orang tua dengan anak ternyata juga dapat
meningkatkan motivasi belajar anak. Hal ini dapat dilakukan dengan menemani
anak belajar, menunjukkan perhatian terhadap kegiatan belajar anak, memberikan
bantuan ketika anak menghadapi kesulitan, dan sebagainya. Sebagai partner anak
dalam belajar, orangtua sebaiknya menunjukkan sikap yang hangat dan positif
terhadap anak, misalnya dengan tidak memarahi anak ketika anak tidak dapat
mengerjakan PR-nya dengan baik.
3.
Memberikan
penghargaan/respon positif terhadap setiap prestasi anak.
Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya
: dengan memberikan hadiah atau pujian. Dengan demikian, anak merasa dihargai
dan lebih termotivasi untuk melakukan sesuatu.
4.
Mengajari anak
atau Mendidik anak dengan cara demokratis.
Kontrol yang terlalu ketat terhadap anak akan
‘mematikan’ motivasi anak. Secara umum, motivasi anak cenderung meningkat
ketika orangtua mengizinkan anak untuk membuat keputusan sendiri, memperhatikan
kebutuhan dan perasaan anak, serta menyediakan pilihan dan alternatif kepada
anak. Mengkomunikasikan harapan dan keinginan orangtua kepada anak dalam bentuk
saran, dan bukan dalam bentuk perintah. Tetapi tidak semua tugas memberikan
motivasi belajar dapat dilaksanakan oleh orangtua dalam keluarga terutama dalam
hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam ketrampilan anak di sekolah (Schunk,
Pintrich, & Meece, 208)
Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah. Di
sekolah, guru akan memberikan pengajaran dan pendidikan kepada anak serta
motivasi-motivasi agar anak atau siswa semangat dalam belajar. Guru dapat
memberikannya dengan cara yang berbeda-beda. Cara yang berbeda-beda ini yaitu
dengan memberikan nasihat, dukungan, memberikan contoh yang baik, memberikan
hadiah, dan lain-lain.
Belajar bagi sebagian anak adalah suatu beban atau
suatu pekerjaan yang membosankan. Tidak sedikit anak harus dimarahi dulu baru
mau belajar. Hal itu terjadi karena anak kurang memiliki motivasi, khususnya
yang berasal dari diri sendiri. Tugas seorang guru dirasakan berat jika
menghadapi siswa yang kurang memiliki motivasi untuk belajar, karena siswa akan
sulit mengerti bila dijelaskan dan sering tidak selesai mengerjakan tugas baik
di sekolah maupun pekerjaan rumah (PR). Siswa akan banyak mempunyai alasan
untuk tidak belajar.
Berikut ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh
guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa :
1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.
Pada
permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan
mengenai tujuan instruksional khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin
jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
2. Hadiah
Berikan
hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk
bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan
termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
3. Saingan/kompetisi
Guru
berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi
belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
4. Pujian
Sudah
sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian.
Tentunya pujian yang bersifat membangun. Ini dapat membuat siswa yang belum
berprestasi termotivasi belajar lebih giat lagi.
5. Hukuman
Hukuman
diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar.
Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan
berusaha memacu motivasi belajarnya.
6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk
belajar.
Strateginya
adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
Biasakan
siswa berdoa dulu sebelum belajar dan dibiasakan duduk yang baik pada saat
belajar. Melarang siswa jalan-jalan apabila tugas belum selesai.
8. Membantu kesulitan belajar anak didik secara
individual maupun kelompok.
Siswa
dalam kelas sangat beragam kemampuan akademiknya. Guru harus dapat memahami
karekteristik masing-masing individu.
9. Menggunakan media yang baik, serta harus sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
Selain
itu, sebelum orang tua dan guru memberikan motivasi belajar bagi siswa, harus
memperhatikan pada prinsip-prinsip motivasi yaitu :
1. Motivasi Sebagai Pendorong Perbuatan
Pada
mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu
yang dicari maka akan muncul minatnya untuk belajar. Sesuatu yang belum
diketahui itu akhirnya mendorong anak didik untuk belajar dalam rangka mencari
tahu. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap
apa yang seharusnya diambil dalam rangka belajar.
2. Motivasi Sebagai Penggerak Perbuatan
Dorongan
psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu
kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan
psikofisik. Disini anak didik sudah melakukan aktifitas belajar dengan segenap
raga dan jiwa. Akal pikiran berproses dengan sikap yang cenderung tunduk dengan
kehendak perbuatan belajar. Sikap berada dalam kepastian perbuatan dan akal
pikiran mencoba membedah nilai yang terpatri dalam wacana, prinsip, dalil, dan
hukum, sehingga mengerti betul isi yang dikandung.
3. Motivasi Sebagai Pengarah Perbuatan
Anak
didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus
dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Seorang anak didik yang ingin
mendapatkan sesuatu dari suatu mata pelajaran tertentu, tidak mungkin
dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain. Pasti anak didik akan
mempelajari mata pelajaran dimana tersimpan sesuatu yang akan dicari itu.
Sesuatu yang akan dicari anak didik merupakan tujuan belajar yang akan
dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang memberikan motivasi
kepada anak didik dalam belajar.
Stimulus motivasi belajar Terdapat 2 faktor yang
membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu :
• Pertama, motivasi belajar berasal dari faktor
internal. Motivasi ini terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa
pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani
kehidupan.
• Kedua, motivasi belajar dari faktor eksternal
yaitu dapat berupa rangsangan dari orang lain, atau
lingkungan sekitarnya yang dapat mempengaruhi psikologis orang yang
bersangkutan.
Motivasi belajar tidak akan terbentuk apabila orang
tersebut tidak mempunyai keinginan, cita-cita, atau menyadari manfaat belajar
bagi dirinya. Oleh karena itu, dibutuhkan pengkondisian tertentu, agar diri
kita atau siapa pun juga yang menginginkan semangat untuk belajar dapat
termotivasi. Untuk menumbuhkan motivasi belajar dari diri siswa sendiri, juga
dapat dilakukan melalui beberapa tips di bawah ini :
• Bergaullah dengan orang-orang yang senang belajar
Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan
berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang
atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar. Bertanyalah tentang
pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang yang pernah atau sedang
melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, orang-orang yang
mendapat beasiswa belajar di luar negeri, atau orang-orang yang mendapat
penghargaan atas sebuah presrasi.
• Belajarlah apapun
Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik
formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan
seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, belajar berwirausaha,
dan lain-lainnya.
• Belajarlah dari internet
Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan
kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang
kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri.
• Bergaullah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif
• Bergaullah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif
Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis
meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis
jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam komunitas
seperti itu, dan sebaliknya.
• Carilah motivator
Kadang kala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu
atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya : teman, pacar, ataupun pasangan
hidup. Seorang siswa pun bisa melakukan hal serupa dengan mencari
seseorang/komunitas yang dapat membantu mengarahkan atau memotivasi siswa
belajar dan meraih prestasi.
Menurut Richard I Arends dalam bukunya Learning to
Teach menyarankan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memotivasi para
peserta didik, antara lain :
1) Sikap percaya guru pada kemampuan siswa
Banyak
hal yang mempengaruhi siswa yang dibawanya ke sekolah seperti kepribadiannya,
pengalaman masa lalunya, kehidupan di rumah, dsb. Faktor-faktor ini memang
dapat mempengaruhi seberapa keras mereka berupaya di sekolah. Namun demikian,
faktor-faktor tersebut tidak banyak dapat diubah oleh para guru. Hal paling
penting yang dapat dilakukan guru sepenuhnya adalah perilaku dan kepercayaan
guru itu sendiri terhadap peserta didik. Meyakini bahwa setiap peserta didik
dapat belajar dan karenanya memiliki potensi untuk berkembang secara maksimal
dapat mempengaruhi pola pendekatan pembelajaran guru di sekolah menjadi lebih
telaten dan promotif. Sehingga, menimbulkan kepercayaan diri siswa dan
keyakinan bahwa mereka dapat mengatasi permasalahan-permasalahan pembelajaran
yang mereka hadapi.
2) Menciptakan situasi belajar yang positif
Menciptakan
lingkungan belajar yang menyenangkan, aman, dan nyaman, penting untuk dapat
memotivasi siswa.
3) Membangun perhatian dan nilai-nilai intrinsik siswa
Membangun
perhatian dan motivasi intrinsik peserta didik merupakan hal yang penting.
Beberapa hal yang dapat membangun minat dan keinginan tahuan para siswa yaitu :
–
Hubungkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa
–
Gunakan nama siswa dalam memberi ilustrasi yang positif
– Sajikan
materi pelajaran dalam bentuk cerita secara bersemangat.
Misalnya :
”Ketika kalian memesan milkshake (sebut merek terkenal tertentu) kesukaan
kalian, maka dia tidak akan mencair
meskipun kalian panaskan di dalam oven. Hal itu disebabkan oleh bahan
pengemulsi yang terbuat dari ganggang yang sedang kita pelajari ini.”
– Selain itu penggunaan permainan, simulasi,
perjalanan edukatif, pembicara tamu dapat memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran di sekolah.
4) Mengatur Tingkat Kesulitan Tugas
Tugas-tugas
yang terlalu mudah hanya menuntut sedikit upaya dan tidak menghasilkan
keinginan untuk sukses sehingga otomatis tidak bisa memotivasi. Demikian pula
tugas yang terlalu sulit dikerjakan seberapa besar pun upaya mereka juga tidak
memotivasi bahkan mungkin menimbulkan frustasi. Oleh karena itu tingkat
kesulitan tugas-tugas yang diberikan harus proporsional.
5) Memanfaatkan balikan (feedback)
Feedback
mengenai performa yang baik dapat menumbuhkan motivasi intrinsik. Sebaliknya,
feedback terkait performa yang kurang baik dapat menjadi masukan yang berguna
bagi peserta didik untuk dapat memperbaikinya asal memang benar-benar ditindak
lanjuti. Oleh karena itu, soal-soal evaluasi yang telah diberikan sebaiknya
dibahas kembali sehingga peserta didik mengetahui kegagalan mereka dalam
menyelesaikan beberapa soal tersebut.
6) Memperhatikan kebutuhan siswa
Secara
umum kebutuhan siswa akan determinasi diri yaitu kemampuan untuk menentukan
pilihan-pilihan akan terpenuhi ketika mereka merasa diberi hak untuk memberi
pernyataan mengenai lingkungan kelas mereka dan tugas-tugas belajar mereka.
7) Fasilitasi pembentukan kelompok dan kohesi kelompok
Membangun
sebuah lingkungan kelas yang positif dapat memotivasi siswa untuk meraih
prestasi. Hal ini menuntut perhatian terhadap kebutuhan sosial dan emosional
siswa di samping kebutuhan akademik mereka. Bekerja dalam kelompok dengan
target yang terukur dan kompetitif dapat menjadi pendorong semangat siswa dalam
menunaikan tugas-tugas belajar mereka.
Demikianlah beberapa hal yang dapat menumbuhkan dan
menjaga motivasi siswa dalam belajar. Tentu di samping itu masih banyak hal
yang dapat memotivasi para siswa. Yang terpenting dari itu semua adalah
bagaimana tingkah laku dan titah tutur para guru, karyawan, dan pimpinan
sekolah terhadap siswa bersifat positif dan membangun kepercayaan diri siswa
bukan malah merendahkan kepercayaan diri mereka.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami
perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan
psikologis siswa. Motivasi itu juga merupakan suatu keadaan atau kondisi yang
mendorong, merangsang atau menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau
kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya. Hal-hal yang
mempengaruhi motivasi belajar pada siswa diantaranya cita-cita atau aspirasi
siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan sekitar siswa dan
upaya orang tua serta guru dalam memmotivasi belajar siswa.
Upaya meningkatkan motivasi belajar meliputi diri
siswa sendiri, peran orang tua serta para guru. Bagi para guru upaya-upaya yang
dapat dilakukan beberapa diantaranya, mengoptimalisasikan penerapan prinsip
belajar, pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa serta pengembangan
cita-cita dan aspirasi belajar. Bagi para orang tua dapat dilakukan dengan
memberikan waktu cukup, memberikan respon positif, mendidik secara demokratis
dan mengajari sikap kedisiplinan. Sedangkan bagi peserta didik, upaya-upaya
yang dapat dilakukan terdiri dari segi belajar, seperti mengulang materi
pelajaran, belajar apapun, belajar dari internet dan selalu mengembangkan
tujuan belajar.
III.2 Saran
Motivasi adalah salah satu cara seorang anak menjadi
orang sukses. Motivasi itu juga datang dari orang tua dan guru pembimbing. Oleh
karena itu melalui karya ilmiah ini, penulis menyarankan agar para orang tua
dan guru lebih fokus dalam membantu meningkatkan motivasi belajar siswa, karena
hanya siswa – siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggilah yang dapat
menjadi orang sukses dan memimpin bangsa ini ke depannya.
Daftar
Pustaka
http://www.google.com
http://kangheru.multiply.com/journal/item/15
http://etd.eprints.ums.ac.id/2189/1/A410040140.pdf
http://www.anneahira.com/motivasi/index.htm
http://suhadianto.blogspot.com/2009/02/meningkatkan-motivasi-belajar-siswa.html
http://www.bruderfic.or.id/h-129/peran-guru-dalam-membangkitkan-motivasi-belajar-siswa.html
http://nurulfikri.sch.id/index.php?option=com_content&view=article&id=375:meningkatkan-motivasi-belajar-siswa-berkesulitan-belajar&catid=47:pendidikan&Itemid=137
http://www.anneahira.com/pengaruh-lingkungan-terhadap-prestasi-belajar.htm
http://www.squidoo.com/definisi-motivasi
http://jaringanilmupengetahuan.blogspot.com/2010/06/makalah-belajar-dan-pembelajaran.html
http://pakdesofa.blog.plasa.com/archives/50
http://mbahtosai.blog.friendster.com/archives/37
http://rahaj3n9.wordpress.com/2010/01/09/peranan-orangtua-dan-guru-dalam-motivasi-belajar-peserta-didik/
http://kangheru.multiply.com/journal/item/15
http://etd.eprints.ums.ac.id/2189/1/A410040140.pdf
http://www.anneahira.com/motivasi/index.htm
http://suhadianto.blogspot.com/2009/02/meningkatkan-motivasi-belajar-siswa.html
http://www.bruderfic.or.id/h-129/peran-guru-dalam-membangkitkan-motivasi-belajar-siswa.html
http://nurulfikri.sch.id/index.php?option=com_content&view=article&id=375:meningkatkan-motivasi-belajar-siswa-berkesulitan-belajar&catid=47:pendidikan&Itemid=137
http://www.anneahira.com/pengaruh-lingkungan-terhadap-prestasi-belajar.htm
http://www.squidoo.com/definisi-motivasi
http://jaringanilmupengetahuan.blogspot.com/2010/06/makalah-belajar-dan-pembelajaran.html
http://pakdesofa.blog.plasa.com/archives/50
http://mbahtosai.blog.friendster.com/archives/37
http://rahaj3n9.wordpress.com/2010/01/09/peranan-orangtua-dan-guru-dalam-motivasi-belajar-peserta-didik/
Post a Comment
Comen