Ketika Hasan kelas 1 MIN
diawal tahun pelajaran , pernah suatu hari saat waktunya pulang sekolah,
Hasan keluar dari ruangan kelas dengan menangis, ada banyak airmata dipipinya.
Segera ku dekati, kutanya ada apa? Lalu Hasan menjawab " Ma, bolehlah
Hasan minta buku pelajaran yg baru bukan buku pelajaran bekas kak akhsay"
Aku jelaskan pada Hasan, meskipun bukunya bekas tapi isinya
sama, Bahkan gambarnya
pun sama Jadi masih bisa dipakai. Buat apa beli lagi kalau kita sudah punya.
Panjang lebar sudah kujelaskan pada Hasan tentang kesamaan
buku bekas dengan buku yang baru tapi tetap saja kulihat Hasan tidak terima
sepertinya dia tetap ingin buku yang baru, meski tidak menangis kencang tapi
dapat kulihat airmata dipipinya terus mengalir , meski tidak membantah. tapi
diam tidak mengiyakan.
Entah apa yang tadi dialaminya dikelas sampai dia begitu
terluka.Ibu mana yang tak sedih melihat anaknya terluka. 1 buku pelajaran baru
memang harganya tdk terlalu mahal tapi ketika dijumlahkan untuk semua mata
pelajaran maka nominalnya lumayan besar. Ibu mana yang tahan melihat tangis
anaknya, andai aku berpunya jangankan buku, seluruh isi dunia akan kuberikan.
Aku berpikir sejenak, tarik nafas panjang menenangkan diri karena sejatinya
saat ini bukan hanya Hasan yang terluka akupun sakit terluka sama perihnya
dengan Hasan, ada airmata yang kutahan.
"Hasan , sayang mama, kita jemput kakak akhsay habis
itu kita makan, Hasan mau makan di mana, mau makan apa?"
"Terserah mama" jawab Hasan dg menunduk.
Kamipun menjemput kakak akhsay, beda dengan keadaan Hasan,
kakak Akhsay keluar ruangan kelas dengan
ceria, melihat kami dia segera mengejar , Salim lalu memeluk mama kemudian
mengulurkan tangannya pada Hasan, Hasan pun salim dengan kk Akhsay
"Ading , kenapa nangis?"
Kk Akhsay bingung dg Hasan yg masih menangis.
Tidak kujawab pertanyaan kk Akhsay, ku alihkan dgn
pertanyaan " kakak siang ini kita makan diluar, kakak mau makan apa"
"Ayam lalapan boleh?" Kk Akhsay antusias
"Boleh dong,,ayuuuk " bergegas ku bawa kedua buah
hatiku kesayanganku kewarung ayam lalapan. Sesampainya disana lagi lagi Hasan
hanya diam bahkan ketika makanan sudah disajikan. Ketika kami mulai makan lalu
kuceritakan pada kk Akhsay
"Tadi ading Hasan nangis minta belikan buku pelajaran
yang baru, dan mama tidak mengiyakan karena sudah ada buku bekas kk
Akhsay"
"Oooo, kenapa Ding tidak mau pakai buku bekas kk? Malu
ya ? Di ejek teman ya?"
" Kok kk bisa
tahu?" Hasan mau buka suara
" Ya tahu lah ,,kk dulu juga begitu. Diejek teman
karena pakai buku bekas"
" Kk tidak malu,, tidak nangis di ejek"
"Waktu di ejek iya kk malu, tapi tidak nangis. Karena
kk kasihan dengan mama. Kk ingat kata mama isi bukunya sama, kalau mama ada
duitnya pasti mama belikan yang baru, tapi mama mampunya beli yang bekas. Ading
lupa ya , mama setiap kali kita minta sesuatu kalau ada duitnya dan itu bagus untuk kita pasti mama belikan, kalau
itu buruk bagi kita mama pasti menolak.mama tidak pernah ingkar janji kalau
mama bilang nanti ya,, pasti nanti dibelikan. Kuncinya kalau mama menolak
sesuatu berarti itu buruk bagi kita atau mama sedang tidak ada duitnya. Kasihan
mama Ding, ading nangis begini mama pasti sedih , minta maaf Ding dengan
mama"
Anehnya Hasan dengan mudah menerima nasehat Akhsay, dia langsung menangis
dan memelukku "mama ,maaf"kata Hasan
Tadinya aku tidak ingin nangis, tapi tak bisa.aku menangis
dipeluk Hasan.
" Makasih kk Akhsay, bisa menjelaskan ke ading"
" Ma, kk Akhsay kan sdh sukses membujuk ading, boleh
dong minta ayamnya 2,heee"
"Boleh, 3 juga boleh"
" Hasan mau 2 juga , boleh" Hasan mulai sedikit
ceria.
Diwarung itu Hasan mau mendengarkan setiap perkataan akhsay
tidak disangka ternyata justru dari KK akhsay lah ,Hasan bisa menerima nasehat
dengan baik. Padahal tadi aku sdh berusaha panjang lebar tapi belum bisa masuk
ke Hasan, mungkin karena menurut Hasan , kk Akhsay juga mengalami hal yang
sama, diejek teman karena pakai buku bekas. Hasan yakin ,kk Akhsay merasa
persis seperti yang Hasan rasa, jadi yang diucapkan kk akhsay nyata dan bukan
hoax.
Diatas sepeda motor dalam perjalanan aku mencoba berbicara
dari hati ke hati dengan Hasan
" Hasan, lihat
dijalan ini ada banyak sepeda motor yang bagus daripada punya kita, bahkan ada
banyak mobil bagus. Beda dengan sepeda motor kita yang hampir butut. Padahal
mama ingin sekali memiliki mobil biar kita tidak kehujanan, mama ingin ganti
motor yang baru biar tidak mogok di jalan, tapi mama ngga bisa. Dan hanya ini
sepeda motor butut ini kemampuan mama. Tapi mama bersyukur ,dengan sepeda motor
butut ini kita bisa ke mana mana, bisa ke sekolah, bisa ke tempat mengaji. Dulu
waktu Hasan belum lahir, mama belum punya sepeda motor ini, jadi ke mana mana
mama dan kk Akhsay
dengan berjalan kaki, dari rumah ke pasar jalan kaki, dari rumah ke tempat
kerja jalan kaki, sekarang Hasan beruntung tidak merasakan seperti kk Akhsay
harus jalan kaki."
" Iya ma , kasihan ya kk Akhsay dulu" Hasan
menolehku
" Hasan, dalam hidup ini memang begitu. Tidak semua
yang kita inginkan bisa kita dapatkan. Tetapi Hasan harus yakin yang kita
miliki itu yang terbaik untuk kita. Kita harus bersyukur atas semua yg nikmat
yang kita terima. "
"Iya ma"
"Oh iya Hasan tahu kenapa mama membelikan buku yang bekas?"
"Kenapa, ma?"
"Kawan mama punya anak namanya Ratna ,dia diatas 1
tingkat dari kk akhsay.nah buku si Ratna itu yang mama beli, dari harga yang
baru semua buku itu kurang lebih 500
ribu, nah mama membeli buku bekasnya 250 ribu. Dengan mama membeli buku
bekasnya Ratna mama sudah membantu mama Ratna
untuk membeli buku yang baru untuk Ratna. Paham Hasan?"
"oh iya,, Hasan paham ma" Hasan mengangguk. Hasan
memang anak cerdas.
"Setelah ini akan banyak lagi ding yang akan ading alami, tidak bisa kita harus memiliki apa
yang dimiliki orang lain, bisa nanti ada kawan yg punya sepatu ada lampunya,
ada kawan yang punya gadget canggih, tidak ada habisnya ding. Kita harus sabar
dan bersyukur." Akhsay menambahkan.
Alhamdulillah Hasan bisa menerima
Dan kejadian itu yang pertama dan terakhir. Sejak itu Hasan
tidak pernah meminta apapun dengan menangis.
Beruntung Hasan memiliki kk Akhsay
Beruntung mama ada Akhsay Hasan
Post a Comment
Comen