Melawan rasa takut, karena rindu demi cinta



Selama di pondok pesantren aku sangat jarang menjenguk mereka kecuali jika ada rezeki berlebih bisa merental mobil dan sopir baru mereka ku jenguk, untuk merental mobil aku harus mengeluarkan uang antara 300-500 ribu tergantung lamanya kami memakai jasanya. Dan bagiku itu uang yang lumayan banyak, tetapi dengan naik mobil aku tenang dan ketakutan ku berkurang apalagi biasanya sopirnya kooperatif ku minta pelan saja menyetirnya. Hanya saja aku tidak bisa terus merental mobil setiap kali penjengukan mengingat biaya yang dikeluarkan., Biasanya sebelum penjengukan anak- anak menelpon dan bertanya " esok mama datang" Bila aku tak menjenguk mereka maka akan kujawab "maaf sayang lah mama tdk bisa jenguk, tapi mama akan mengirim kebab dan beberapa makanan lainnya" itulah caraku menghibur anak-anak .

 Alih-alih harus memikirkan biaya rental atau mencoba naik sepeda motor tapi dengan ketakutan sepanjang jalan lebih baik aku mengganti nya dengan mengirim makanan kesukaan mereka. Sedih pastilah, tapi apa daya, aku memang takut berkendara dengan motor apalagi ketika di depan ada deretan truk gandeng atau truk pengangkut BBM , aku tegang luarbiasa dan ketakutan bagiku truk - truk besar seperti monster yang siap menerkam. 

Sebenarnya dulu aku tidak ketakutan begini, ketika akhsay bayi kami sering melakukan perjalanan jauh dengan sepeda motor dan tapi sejak aku mengalami kecelakaan 13 tahun yang lalu semua berubah, bayang - bayang rasa sakit kecelakaan itu terus membayangi, padahal itu hanya kecelakaan tunggal tapi sakitnya luar biasa selama 3 bulan aku hanya berbaring, kekamar mandi harus digendong.dan yang menyedihkan hanya ayang yg kuat menggendongku jadi ketika siang hari ayang bekerja aku harus nunggu ayang istirahat ke rumah untuk keperluanku ke kamar mandi, kecuali sudah sangat kebelet hajatku terpaksa aku menelpon ayang untuk pulang sebentar. Setelah 3 bulan baru aku bisa belajar ngesot sehingga aku tidak perlu menunggu ayang lagi bila ingin kekamar mandi tapi itu pun aku belum bisa berdiri.4 bulan baru bisa berdiri dengan sedikit rasa sakit dan ngilu. Aku benar - benar trauma setelahnya.

Beruntung aku memiliki anak-anak yang mandiri sehingga meski jarang dijenguk mereka tidak mengeluh, mereka punya stok maklum yang banyak pada orangtuanya. 

 Akhir-akhir ini ada begitu banyak masalah yang kuhadapi, dadaku terasa sesak terhimpit beban, Dulu ,,ketika ada Akhsay dan Hasan setiap aku perlu ketenangan, aku memeluk mereka. sungguh, pelukan mereka menenangkan.
 Aku rindu pijatan akhsay, biasanya setiap pulang kerja , setiap istirahat, setiap nonton, setiap mau tidur , akhsay memijat kakiku, dengan telaten dia memijat jari jari kakiku hingga aku tertidur. Tiap aku pulang kerja, akhsay akan segera menanyakan mau dibikinkan apa " teh atau kopi" Aku rindu Hasan, biasanya Hasan memelukku , menghapus airmataku, menciumi tanganku 

Ah, sepertinya aku benar benar merindukan mereka .
Aku ingin segera bertemu mereka



 Akhirnya kemarin tanggal 28 Februari jadwal penjengukan anak-anak, meski uang pas pasan karena akhir bulan, aku kesana meski dengan sepeda motor kulawan rasa TAKUT karena RINDU demi CINTA

Post a Comment

Comen

Hot News

Hot Video

Featured Post

Mitos tentang Minum Air Putih dari Kulit Durian

Copyright © HI News. Edit By Pastitala.org Thanks To OddThemes