Hari ini kawan ku hamisah menelpon mengajak makan siang bersama
Dan aku mengiyakan
Kami memang berteman akrab, kami berteman sejak tahun 2005 kami sama sama lulus menjadi PNS di tahun 2005. Usianya lebih muda 4 tahun dariku. Kala itu dia jadi PNS lulusan SMA dan aku lulusan D3. Tahun berlalu hari berganti meski kami sama sama sebagai PNS tapi kehidupan ekonomi kami nampak berbeda. Rumah hamisah bagus dan dia memiliki 1 mobil dan truk. Meski memiliki mobil tapi untuk mobilitas ke kantor hamisah menggunakan motor. Tapi tentu saja motor nya selalu yang baru dengan tahun terbaru. Berbeda denganku , rumahku masih perumahan tipe 36 yang kini atapnya bocor di mana mana, kendaraan cuma 1 itupun sudah terlihat sangat usang.tetapi aku bersyukur setidaknya hidupku terasa cukup tidak kurang. Ketika menerima ajakan hamisah untuk makan siang bersama ,aku merasa senang.itulah kami meski terpisah tempat kerja tapi silaturahmi tetap terjalin , tetap saling peduli dan saling menyayangi. Kami memutuskan makan siangnya di warung Bakaran ikan laut. Kami janjian ditempat kerja hamisah dulu ,baru nanti berangkat sama-sama karena rencananya kami juga akan mengajak Sari Puspita dan Eka Minna arissanty. Begitu tiba dihalaman parkir belakang tempat kerja hamisah ,aku terkejut mendengar bunyi klakson mobil dan terdengar suara memanggilku "julak" aku menoleh kearah suara tersebut ternyata suara itu berasal dari sebuah mobil merah yang terparkir dibelakang dan ternyata lagi didalamnya sudah ada hamisah, sari Puspita dan eka.aku terkejut dan langsung menghampiri mobil Itu, whatttt hamisah yang duduk sebagai sopir nya
"Ayo julak naik, kita berangkatnya pakai mobil hamisah" sari Puspita bersuara
Masih dalam keadaan terkejut akupun masuk ke dalam mobil dan duduk disamping Eka
" Julak , hari ini kita makanan ditraktir hamisah dalam rangka syukuran mobil baru"
"Wuihh mantap hamisah"ujarku
"Julak bisa aja, julak kalau mau juga bisa beli mobil. Tapi julaknya aja yang belum mau" ujar hamisah
Seraya sari Puspita dan Eka pun mengiyakan ucapan hamisah. Entah kenapa setiap aku memuji kawan yang membeli mobil baru pasti mereka menjawab "julak juga pasti bisa kalau mau, cuma julaknya aja yg belum mau beli'
Begitupun dengan kawan dikantor tidak sekali dua kali mereka menyebut ku punya kemampuan beli mobil hanya saja akunya yang belum mau. Banyak yang berujar uangku cukup untuk membeli, padahal uang yang mana. Gajiku habis untuk biaya mondok kedua anak kesayanganku, buah hatiku, cintaku. Sementara penghasilan tambahan lainnya untuk biaya penitipan Fatih, susu Fatih, popok Fatih. Kadang aku harus memutar otak tujuh keliling agar uangnya cukup untuk hidup 1 bulan. Tapi semua prasangka baik dari kawan kawan itu ku jadikan doa, siapa tahu kelak ucapan mereka diijabah Allah.
Oh iya, balik ke hamisah, aku beruntung memiliki teman seperti hamisah karena selain cantik orangnya perangainya juga cantik, lembut dan selalu rendah hati. 16 tahun berteman dengannya tak sekalipun kami pernah bertengkar, bahkan berdebat pun tidak.
Dan kalau ditanya bagaimana perasaanku, apa yang kurasakan ketika teman teman yang satu profesi denganku satu angkatan denganku sudah bisa membeli mobil sedang aku entah kapan, tentu lah ada rasa rasa gimana gitu awalnya, rasa yang terkadang agak perih dikit kaya digigit semut salimbada, tapi hanya sesaat. Maklum aku manusia yang masih menyimpan dunia , harusnya tidak ya. Aku langsung mengingatkan diri, "Laila jangan biarkan dunia masuk dihatimu." Itu yang terus ku ulang ulang dalam hati.
Ini ceritaku tentang hari ini, apa ceritamu?
Ini Hamisah temanku, mana temanmu?
Post a Comment
Comen