COCA COLA


Gema takbir berkumandang dipenjuru negeri
Semua orang bersuka cita menyambut hari kemenangan
Termasuk keluarga alay, meski tinggal di rumah kontrakan yang sempit 3x4 M2, tetapi tidak mengurangi kebahagiaan mereka menyambut Hari Raya Idul Fitri, seperti tahun tahun sebelumnya, umma alay akan membuat masakan khas lebaran ala keluarga alay, apem gula merah, dan "nasi bepicik bekuah santan iwak haruan bepirik".
"Kenapa umma tiap tahun membuat masakan yang sama, "nasi bepicik bekuah santan iwak haruan bepirik", sekali sekali ganti lah umma, soto, gado -gado atau bakso"
Alay bertanya kepada umma yang sedang sibuk membakar ikan gabus (mata umma seperti menangis karena perih terkena asap kayu)
" Karena hanya ini yang ummamu bisa, dan hanya ini yang keluarga kita mampu buat. Karena ikan gabusnya hasil pancingan abahmu jadi tidak mengeluarkan banyak biaya, umma tak sanggup membeli daging untuk bakso, umma tak sanggup pula membeli ayam untuk soto. Masakan nasi bapicik ini paling murah dan paling mudah dibuat, alay tolong umma jaga ikannya jangan sampai gosong ,umma mau melihat nasinya sudah matang apa belum"
Kemudian umma mengangkat panci berisi nasi dengan tekstur yang sangat lembek hampir mendekati tekstur bubur cuma ini lebih kental, nasi kemudian di tuang kedalam baskom kemudian beralaskan daun pisang umma menekan ( dipicik) nasi yang masih sangat panas itu dengan kuat sehingga nasi itu menjadi padat dan menyatu , setelah itu dibiarkan hingga dingin kalau sudah dingin nasinya lalu dipotong kecil-kecil berbentuk dadu, hasilnya mirip lontong, itulah nasi bepicik sangat mudah pembuatannya tidak perlu waktu yang lama untuk memasaknya seperti halnya lontong atau ketupat.
"Umma, ikannya sudah matang"
"Angkat, letakkan di piring lay, kalau sudah agak dingin alay sisihkan dagingnya saja, buang tulangnya."
"Baik umma"
Umma terlihat sangat sibuk malam ini, memarut kelapa, memerah santannya, mengulek bumbu bahkan siang tadi umma menumbuk beras untuk dijadikan tepung beras yang akan diolah jadi kue apam, tak terlihat rona kelelahan ataupun mengeluh yang terpancar hanya aura kebahagiaan padahal siang tadi umma berpuasa.

Sepulang dari shalat Ied aku lihat umma langsung sibuk di dapur menyiapkan makanan dan minuman
"Umma, nasi bapicik dan kue apam dirantang ini untuk siapa?"
"Untuk julak "
Tiap lebaran umma selalu mengirim makanan untuk julak ( kakak tertua umma) berbanding terbalik dengan julak yang tidak pernah sama sekali mengirim makanan untuk umma, padahal sebagai kepala desa julak terkenal dermawan dengan warganya tapi sangat pelit dengan umma bahkan terkesan acuh tak acuh kecuali ketika tenaga umma diperlukan misal ketika julak ada hajatan baru umma dipanggil disuruh membantu memasak dan membersihkan rumah, kasihan umma lebih terlihat sebagai pembantu dari pada saudara. Tapi umma tak pernah mengeluh ,kata umma sebagai adik dia memang harus berbakti pada kakak - kakaknya apalagi kedua orangtua umma sudah tiada maka umma menganggap julak sebagai penggantinya.
"Umma, biar aku saja yang mengantar rantang ini untuk julak"
"Boleh, berdua dengan kakak . Disana yang sopan. Jangan meminta kalau tidak diberi, jangan mengambil tanpa ijin."
Aku dan kakak pun pergi ke rumah julak, sebenarnya aku punya tujuan rahasia kenapa aku menawarkan diri mengantar rantang makanan ini, aku berkhayal setibanya di sana aku akan diberi sebotol Coca cola, aku belum pernah dibelikan umma Coca cola. Aku banyak lihat gambarnya di jalan jalan. air Coca cola yang tumpah dari botol nya terlihat sangat menyegarkan, kata temanku rasanya sedikit pahit. Ah semakin tidak sabar aku ingin segera sampai dirumah julak.
"Kak nanti dirumah julak mintakan aku Coca cola ya,, kemarin aku lihat ada mobil mengantar banyak keranjang Coca cola di rumah julak. Pasti itu untuk suguhan tamu yang datang"
" Iya" sahut kakakku
Setibanya di sana kami langsung menyerahkan rantang makanan kepada julak bini, sementara julak laki sedang sibuk menerima tamu. Karena ruang tamu julak penuh dengan warga desa yang bertamu maka Julak bini membawa kami masuk ke dapur. Julak bini kemudian meminta kakak mencuci piring dan gelas kotor yang sudah banyak bertumpuk, aku pun ikut membantu kakak mencuci piring dan gelas. Tak berapa lama semua piring dan gelas kotor sudah bersih kami cuci
"Kak, haus mintakan Coca cola" rengekku seraya menarik narik lengan kakak
Kakak pun mendatangi Julak bini dengan suara yang pelan kakak berucap
"Julak, alay haus boleh minta sebotol Coca cola"
"Coca Colanya khusus buat tamu, kalau adikmu haus ambilkan air putih diteko"
"Baik Julak" wajah kakak sedih dan menunduk
"Ayo lay kita pulang" kakak menarik tanganku mengajakku pergi dari situ
" Tidak mau, aku mau Coca cola dulu"
"Ayo lay jangan membantah kakak , kita pulang sekarang." Kakak makin keras mencengkeram tanganku
" Coca cola, mau Coca cola" aku menangis.
Karena aku terus melawan, kakak mencubit ku dan menyeret ku dengan keras melewati para tamu Julak membawaku menjauh dari rumah Julak. Setelah keluar dari halaman Julak, kakak melepas cengkraman tangannya sedangkan aku masih saja menangis.
"Maafkan kakak tadi menyakiti kamu, jangan menangis lagi. Kakak janji akan membelikan Coca cola bukan hanya sebotol tapi sekeranjang" kakak mengucapkannya dengan suara terisak, sekarang giliran kakakku yang menangis.
Melihat kakak yang menangis aku pun menghentikan tangisku, kusapu airmata kakakku dengan kedua tanganku.
" Yuk kita pulang kak" ku gandeng tangan kakakku. Keinginan minum Coca cola pun sirna.
Diperjalanan langkah kami terhenti karena mendengar nama kami dipanggil
Suara itu sangat kukenal, suara Mbah Narti
" Mari sini le, ayuu nduk mampir ke rumah Mbah"
Mbah menghampiri dan menuntun kami masuk kerumahnya. Dirumahnya tersaji banyak sekali makanan ada aneka kue, permen, kacang, dan lainnya
"Le, Nduk ...mau ya Mbah ambilkan soto"
" Ada ayamnya Mbah?" Tanyaku antusias
"Ada, nanti Mbah kasih pahanya"
"Mau, mau" sahutku
Mbah tersenyum dan beranjak ke dapur. Tak berapa lama Mbah keluar membawa 2 piring soto dengan paha ayam yang besar.
"Asyik dapat paha ayam" aku kegirangan
"Harusnya paha itu buatku lho, tapi karena Ibuk sayang alay makanya pahanya buat alay" Tiba-tiba mas teguh keluar dari kamarnya mendatangi kami. Mas Teguh ini teman kakakku mereka seumuran, orangnya tampan hidungnya mancung mirip Shah Rukh Khan. Dia anak Mbah yang paling bungsu, padahal ada cucu Mbah yang usianya lebih tua dari mas Teguh. (Aku suka terpana tiap kali melihat ketampanannya
😂
, kesegaran senyum mas teguh sepertinya berhasil membuatku lupa tentang Coca cola, bahkan manis senyumannya mengalahkan Coca cola karena asli manisnya tanpa ada pahit -pahitnya. Oh Apakah ini yang namanya jatuh cinta... Alay alay ada ada aja masa anak SD sudah jatuh cinta).
Selesai makan soto kami berpamitan, Mbah banyak sekali mengirim makanan buat umma dirumah, ada soto, ada setoples kacang, setoples melinjo, setoples tapai ketan, kue bolu dan aneka kue kering. Tidak lupa Mbah menyelipkan uang ketanganku dan kakakku ( semua anak kecil yang bertamu ke rumah Mbah Narti pulangnya mesti dikasih uang)



Dalam rangka meningkatkan kwalitas dan kwantitas Web ini, silahkan untuk memberikan Coment, baik Keritik Maupun Saran pada kolom Komentar dibawah ini.Atas nama Manegemen hobbyimul.com kami Haturkan Terimakasih. Jangan lupa Like and Subcribe Channel Kami: https://www.youtube.com/channel/UCWf6mFpnCsJj3Lu8z10_SYQ?view_as=subscriber

Post a Comment

Comen

Hot News

Hot Video

Featured Post

Mitos tentang Minum Air Putih dari Kulit Durian

Copyright © HI News. Edit By Pastitala.org Thanks To OddThemes