Yang pahit belum tentu buruk



Yang pahit belum tentu buruk
Aku punya teman, orangnya sederhana , baik hati,tidak ngoyo . Aisyah namanya , cantik secantik hatinya , tidak pendendam, tidak tega an. Pemurah suka menolong, mudah dizalimi😀 karena mudah percaya. Aku beruntung mengenalnya. Suatu ketika aku bertanya padanya karena sesuatu hal yang sudah lama mengganjal dibenakku
" Aisyah , kenapa kamu selalu berkorban untuk adik-adikmu, uang hasil bekerjamu kau habiskan membiayai pendidikan mereka. Bahkan ketika kau sudah berumah tangga kamu masih memikirkan dan menanggung hidup mereka padahal mereka bukan saudara kandung tapi saudara tiri, padahal karena ayahmu menikahi ibu mereka membuat ibumu berpisah dengan ayahmu. Tidak pernahkah terbersit rasa marah pada ibu tirimu? Kalau aku jadi kamu, aku tidak mau habis habisan membiayai pendidikan adik-adik yang hanya adik tiri."
Aisyah tersenyum mendengar pertanyaanku
Entah bagaimana ibunya bisa mendidik seorang anak hingga memiliki hati yang begitu bersih, tidak pendendam, begitu mudah memaafkan dan melupakan. Hatinya lapang dan luas tak berbatas.
" Mamah selalu menyuruh dan mengajarkan saya mencintai adik-adik saya, kata mama mereka sedarah dengan saya, mereka saudara saya, berbeda ibu bukan alasan untuk tidak menyayangi mereka. Mamah tidak pernah sekalipun mengajarkan kebencian baik ucapan atau sikap kepada mereka adik-adik saya bahkan mamah bersikap sangat baik dengan ibu tiri saya ,orang yang sudah merebut papah dari mamah."
" Sulit dipercaya, ada orang seperti mamahmu"aku takjub
"Pernah saya meminta kepada mamah untuk benar-benar jujur pada saya tentang apa yang mamah rasa ketika papah mengkhianati mamah. Kata mamah memang benar awalnya mamah hancur, hati mama sakit, mamah kecewa pada papah. Bagaimana papah begitu tega mengkhianati mamah padahal mamah sudah berusaha sebaik mungkin menjadi istri papah, mamah selalu rapi dan cantik, mamah sangat pandai merawat diri, rumah selalu bersih dan rapi, mamah pandai memasak , mamah pandai membawa diri di keluarga papah, rasanya tidak ada yang kurang dari berkhidmatnya mamah ke papah. Tapi pada akhirnya papah tetap mendua dengan wanita biasa saja yang kecantikannya tidak melebihi mamah, bodynya pun jauh bagus mamah, orangnya tidak bisa masak dan tidak bisa dandan, rumahnya semrawut dan acak-acakan tapi tetap kenyataannya wanita itu bisa mengambil hati papah. Hanya diawal perpisahan saja mamah terpuruk dan marah, makin kesini mamah menyadari betapa banyak hikmah yang mamah dapat. Salah satunya berpisah dengan papahmu membuat mamah dipertemukan dengan orang baik sebaik Bapak ( mamah Aisyah sudah menikah lagi dan Aisyah biasa memanggil ayah tirinya dengan sebutan Bapak).kata mamah " Aisyah merasakan sendiri bukan bagaimana Bapak menyayangi Aisyah seperti anak kandungnya, dan Aisyah melihat sendiri bagaimana Bapak menyayangi mamah. Kalau dulu dari jam 4 mamah sudah sibuk menyiapkan keperluan papahmu agar papahmu bisa sarapan bergizi dan tampil rapi.Kini kebalikannya dari subuh Bapakmu yang sibuk menyiapkan sarapan buat mamah, tanpa paksaan beliau membuatnya dengan penuh cinta, pagi semua cucian sudah berjejer rapi dijemuran padahal Bapakmu juga bekerja tapi dia jadikan mamah Ratu dirumahnya. Pahit dikhianati papah berujung manis dicintai Bapak. Aisyah juga tahu kan , Bapak menghabiskan tabungannya untuk membawa mamah berhaji, "haji plus". Andai mamah masih dengan papah belum tentu bisa karena semua uang papahmu selalu habis untuk keluarganya, setiap bulan gajian mamah hanya dapat sisanya, papahmu memberi ke kakak- kakaknya, membiayai pendidikan keponakannya, membayar hutang tantenya dan lainnya tak pernah ada habisnya, tidak jarang mamah menangis sendirian karena diabaikan papah yang selalu mengutamakan saudaranya. Kini pahit diduakan papahmu, berganti manis karena selalu dinomor satukan Bapakmu. Semakin hari semakin ditunjukkan hikmah dari pahitnya kenyataan, semua amarah dihati mamah sirna berganti rasa syukur atas kebahagiaan yang diberikan pada mamah.
Selain itu, Aisyah beruntung kalau orang lain hanya punya 1 ibu 1 ayah sedangkan punya 2 ibu 2 ayah, Aisyah punya banyak saudara 4 dari papahmu, 3 dari Bapakmu."
Mamah Aisyah berhasil mendidik anaknya menjadi anak yang baik, saudara yang baik bahkan teman yang baik
Meski menjadi korban perceraian tapi Aisyah tumbuh menjadi pribadi yang sangat penyayang, hati nya lembut mudah iba dan dermawan Dia paling suka ikut donasi kemanusiaan. Kalau ada kawan yang bersuara "pingin makan ini" " pingin itu" padahal cuma sekilas bersuaranya kadang hanya bercanda tapi kalau Aisyah mendengarnya lihat saja tak berapa lama ia akan datang membawa apa yang kita inginkan, selalu ingin membahagiakan orang lain. Aisyah cengeng mudah menangis melihat kawan sakit gigi dia menangis. Melihat kawan di tagih rentenir dia menangis, melihat kucing sakit mata dia menangis, melihat kembangnya layu dia menangis, melihat ikannya mati dia menangis bahkan melihat Prabowo kalah dia menangis dan pastinya ketika baca cerita ini dia menangis
#terinspirasi dari kisah nyata dengan sedikit modifikasi agar tokoh asli tidak ketahuan 😂😂😂
#kesamaan nama hanya kebetulan semata
#pahit belum tentu menyakiti bisa jadi justru pahitnya mengobati








Dalam rangka meningkatkan kwalitas dan kwantitas Web ini, silahkan untuk memberikan Coment, baik Keritik Maupun Saran pada kolom Komentar dibawah ini.Atas nama Manegemen hobbyimul.com kami Haturkan Terimakasih. Jangan lupa Like and Subcribe Channel Kami: https://www.youtube.com/channel/UCWf6mFpnCsJj3Lu8z10_SYQ?view_as=subscriber

Post a Comment

Comen

Hot News

Hot Video

Featured Post

Mitos tentang Minum Air Putih dari Kulit Durian

Copyright © HI News. Edit By Pastitala.org Thanks To OddThemes