Suatu hari Zubai menggoreng kerupuk ikan tengiri, setelah digoreng kerupuknya tidak merekah malah keriting dan bantat. Lalu Zubai menyajikan kerupuk itu kepada kami seraya berujar " kerupuknya bantat "
Kami pun memakan kerupuk itu, meski bantat kerupuk itu habis kami makan.
Kemudian hari Zubai menggoreng kerupuk itu lagi , hasilnya keriting dan bantat lagi. Zubai menyajikan kepada kami " kerupuknya nya sepertinya memang kurang bagus kualitasnya, digoreng tetap bantat"
Lalu kak Agusta berujar " Minyak menggorengnya kurang banyak mungkin Bai"
" Bisa jadi kak" Sahut Zubai
Kemudian kerupuk bantatnya habis kami makan.
Besok harinya Zubai menggoreng kerupuknya lagi, hasilnya tetap bantat dan keriting
" Tetap bantat padahal sudah digoreng dengan minyak yang banyak". Ujar Zubai.
" Berarti kerupuknya memang kurang bagus" sambung kak Agusta
" Mungkin kerupuknya masih basah, kurang jemur matahari" kata Vera
"Nah bisa jadi begitu" Dewi ikut menimpali
Zubai pun menjemur kerupuknya di bawah terik matahari kemudian besoknya lagi Zubai menggoreng kerupuknya lagi, hasilnya masih sama seperti sebelum dan sebelumnya bantat dan keriting.
" Masih bantat, tetap bantat, masih keriting, tetap keriting meski digoreng dengan minyak yang banyak, sudah sangat kering dijemur di bawah terik matahari tetap bantat. Fix no debat kerupuknya memang tidak bagus" ujar Zubai
"Iya Bai,, kerupuknya memang tidak bagus" kata kak Agusta
"Bener Bai, kerupuknya tidak bagus". Kata Vera
" Memang kerupuknya tidak bagus Bai" lanjut Dewi
Dan sepertinya sebelumnya juga kerupuk bantat itu habis lagi kami makan
Dan hari ini ketika Zubai mau menggoreng kerupuk itu lagi kuikuti dia kedapur.
"Biar ibu yang menggoreng kerupuknya Bai"
"Jangan Bu , Zubai saja"
" Biar ibu saja, kamu perhatikan dengan baik"
Ku tuang minyak goreng secukupnya kedalam wajan kemudian kunyalakan api kompor, tidak menunggu lama ku masukkan kerupuknya kedalam wajan
" Minyak belum panas Bu" kata Zubai
Setelah kerupuknya ku masukkan kemudian kututup dengan spatula, kutekan lalu ku goyang goyang. Perlahan-lahan kerupuknya merekah sedikit demi sedikit sampai akhirnya merekah sempurna langsung kerupuknya aku balik, dan aku tekan agar tidak keriting dan bentuknya melebar rata. Langsung aku angkat. Begitu seterusnya kerupuk hasil gorengan ku merekah sempurna, kerupuk ikan tengiri ini kalau hasilnya merekah sempurna maka ukuran menjadi cukup besar melebihi telapak tangan. Zubai pun takjub melihat kerupuk hasil gorenganku
"Menggoreng kerupuk minyaknya jangan terlalu panas, nanti cepat gosong dan tidak merekah sempurna. Kemarin ibu lihat Zubai menggoreng dengan minyak yang sangat panas sampai terlihat berasap. Supaya tidak keriting kita tekan kuat kerupuk dengan spatula saat mulai perlahan merekah sambil diluruskan"
Setelah selesai menggoreng, kusajikan kerupuknya kepada teman-teman.
" Ini kerupuk yang sama dengan yang Zubai goreng kemarin Bu"tanya kak Agusta
"Iya"
"Ternyata kerupuknya tidak bantat bisa merekah" kak Vera menambahkan
" Berarti kerupuknya bagus aja ya Bu"
"Iya, kerupuknya bagus aja"jawabku
Kemudian bisa diduga seperti sebelumnya kerupuknya habis kami makan
"Bagaimana rasanya kerupuk bantat dengan kerupuk yang merekah sempurna, sama?"
"Terasa berbeda Bu" jawab Zubai
" Iya sedikit berbeda" kata kak Agusta
"Lebih enak yang mana?" Tanyaku lagi
"Lebih enak yang bantat Bu" sahut Vera
"Dimana letak lebih enaknya" tanyaku lagi
"Yang merekah lebih renyah tapi cepat habis, yang bantat lambat habisnya tapi ikannya lebih terasa. Kalau yang merekah rasanya terlalu ringan"
Dan aku tersenyum 
#jangan buru buru menilai menganggap tidak bagus terhadap sesuatu, barangkali kita yang kurang mengetahui
#Jangan suka menyalahkan dan menganggap orang zalim kepada kita, jangan jangan yang tidak benar itu ada didiri kita
#sesuatu yang kurang sempurna, bisa jadi lebih baik bagi kita
#kerupuk ikan tengiri
Post a Comment
Comen