Coca Cola Story Part 2


Sudah beberapa hari ini kakak keluar malam, subuh baru pulang kerumah. Kata umma kakak ikut Uwak Anang menjaga durian jatuh dikebun karena sekarang lagi musim durian, durian yang jatuh pada tengah malam biasanya harus cepat diambil sebelum dimakan beruang madu. Meski harus adu cepat dengan beruang madu tapi kakak senang melakukannya karena Uwak Anang memberi upah pada kakak ditambah lagi bonus dari Uwak Anang buah durian untuk kakak bawa pulang, Umma tak mampu membeli durian yang harganya termasuk mahal beruntung kakak dapat gratisan dari Uwak Anang sehingga kami sekeluarga bisa merasakan lezatnya buah durian.

Beberapa hari membantu Uwak Anang kakak berhasil mengumpulkan sedikit uang, dengan uangnya kakak membelikan umma baju daster , membelikan Abah sarung , memberikanku sandal "gabin" yang lagi ngetrend saat itu. Aku kegirangan tak terkira karena kala itu semua anak perempuan memakai sandal" gabin" Bagian bawah sandal itu tinggi 5 cm dengan lapisan warna warni mirip kue lapis. Dan yang tak kalah membuatku gembira, kakak memenuhi janjinya membelikanku Coca cola, tidak hanya sebotol tapi sekeranjang.Kata kakak sekeranjang Coca cola itu semuanya untukku, iya untukku saja, kakak tidak minta, Umma tidak minta, Abah juga tidak minta. Huhuyyy aku senang aku senang aku senang....Saking senangnya tiap hari aku jalan didepan rumah Julak sambil menenteng sebotol Coca cola 😂😂😂😂

Kalau Julak belum melihatku lewat maka aku balik lagi didepan rumah Julak sampai Julak melihatku, tak ada rasa lelah pun bolak balik begitu yang ada hanya bahagia😝

 

Hari ini aku dan kakak pulang sekolah lebih awal karena ada rapat dewan guru, senang rasanya bisa pulang berbarengan dengan kakak.

"Kak , tebak hari ini umma masak apa buat kita"

"Telur dadar pakai kelapa"

"Semoga hari ini umma masak ampal udang, tadi pagi aku bilang sama Umma mau minta ampal udang"

" Aamiin, tapi apapun yang Umma masak kita harus memakannya dengan suka cita itu rezeki kita"

Dalam perjalanan pulang , Mbah Narti memanggil kami, sepertinya Mbah memang sengaja menunggu kami

"Ambak, alay, ayu sini mampir ke rumah Mbah"

"Ada apa Mbah?" Tanya kakak

"Kalian berdua makan siang sama Mbah, Umma kalian sedang tidak ada dirumah tadi terburu buru pergi"

"Ada apa dengan Umma?"

"Mbah kurang tahu nduk, ayo masuk dulu Mbah sudah siapkan makanannya"

"Tidak usah Mbah, jangan repot repot. Ambak bisa masak sendiri dirumah" sahut kakak, mencoba menolak tawaran Mbah

"Jangan le, tadi Mbah sudah janji sama Ummamu bakal mengurus makan siang kalian. Mbah tidak mau mengecewakan Ummamu. Lagian Mbah memang suka kalau Ambak sama alay makan dirumah Mbah. Ayo buruan, dari tadi Teguh juga sudah menunggu kalian"

"Baik Mbah"

Kamipun menurut saja apa kata Mbah, dan benar saja ternyata Mbah sudah menyiapkan makanan , disana juga sudah ada mas Teguh menunggu kami. Kulihat dimeja makan sudah tersaji sepiring ayam goreng, sayur lodeh nangka, ampal jagung

"Silahkan diambil ayamnya ambak!" Mbah Narti mengangkat piring ayam goreng dan menyajikan kedepan kakak, kulihat ada paha ayam yang montok semoga saja kakak tidak mengambilnya karena aku mau paha ayam itu (Aduuh Mbah Narti kenapa kakak duluan yang disuruh mengambil ayam goreng kenapa bukan aku duluan ). Kemudian kakak mengambil potongan dada ayam goreng ( Iyesss kakak tidak mengambil paha)

" Sekarang giliran alay, ayoo ambil ayam yang alay mau" kata Mbah.

Seketika tanganku ingin mengambil paha ayam itu, tapi keinginan ku terhenti sejenak karena aku ingat mas Teguh belum mengambil ayamnya, jangan jangan mas Teguh mau paha ayamnya dan kulihat paha ayamnya cuma 1 kalau kuambil paha itu maka mas Teguh tidak kebagian paha ayam akhirnya kuurungkan niatku mengambil paha ayam dan kupilih bagian sayap ayam saja meski aku sangat ingin. Tiba-tiba mas Teguh beranjak dari duduknya dan mengambil paha ayam yang kemudian meletakkannya dipiringku

"Pahanya buat alay, mas tahu kamu paling suka bagian pahanya" Mas Teguh tersenyum dengan sangat manis.

Ah so sweet, dia memang selalu jadi Malaikatku yang selalu tahu keinginanku. Aku juga ingat dulu di pesta perkawinan Mbakyu Wulan, aku berdiri sangat lama disamping pelaminan yang ada janur buahnya isinya ada anggur, apel, nanas, jeruk, pisang, salak, jambu dan buah-buahan lainnya. Aku menatap dengan seksama janur buah didepanku, dalam hatiku ini kalau hilang 1 buahnya ketahuan ngga ya😂😂😂 diantara semua buah-buahan dijanur itu aku sangat menginginkan buah anggur maklum Umma tidak pernah membelikanku buah anggur karena sangat mahal harganya. Semakin ku tatap anggurnya semakin menggoda warnanya sangat cantik ada merah ada ungu kehitaman dan ada yang hijau, aku terhipnotis hingga kakiku tak mampu beranjak dari janur buah itu, ditelingaku seakan-akan anggur itu bersuara "ambil aku, ambil aku" tiba tiba ada seseorang menepuk pundakku

"Mau yang mana buahnya" Mas Teguh ternyata yang datang

"Mmmmmm mau anggur"sahutku malu malu

Mas Teguh kemudian mengambil 6 biji anggur, 2 merah, 2 ungu kehitaman dan 2 hijau.

Aku kegirangan " Makasih mas"

"Mau buah apa lagi?"

" Boleh lagi mas?" Aku tak percaya

"Boleh, mau apa?"

"Apel , 2 biji ya Mas( seperti biasanya aku kalau dikasih hati suka minta jantung😂😂) 1 buatku, 1 buat kakak

‌" Nanti mas kasih 4, 3 buat alay 1 buat ambak. Tapi nanti ya kalau resepsinya sudah selesai kalau diambil sekarang apelnya ketahuan bolong di janur buahnya"

"Makasih mas Teguh, mas Teguh memang baik, mas Teguh selalu baik, mas Teguh paling baik, mas Teguh yang terbaik" sorakku kegirangan

" Hedeuh ada maunya segitunya menyanjung mas"

" Beneran mas, mas itu kuanggap Malaikat ku" kupasang wajah dengan senyuman semanis manisnya

( Kalau dilihat begini sepertinya aku memang punya bakat centil sejak dini😂😂😂)

Alhamdulillah hari ini makan siang di rumah Mbah Narti terasa sangat lezat bagiku, dari semua masakan Mbah Narti hanya 1 yang aku tidak bisa memakannya yaitu urap kenikir dan urap beluntas terasa aneh dan asing bagiku kata umma itu masakan khas orang Jawa kalau kita orang Banjar memang jarang yang bisa memakan kenikir atau beluntas

"Assalamualaikum" terdengar suara Umma mengucapkan salam

Aku berlari mengejar Umma

"Umma dari mana" aku langsung mencecar Umma dengan pertanyaan

" Nanti umma cerita, sekarang alay ikut umma ke rumah julak, umma ada keperluan dengan julak. Oh iya ambak duluan saja pulang. Jangan kemana-mana tunggu Umma dirumah"

"Iya Umma"

"Ibuk, terima kasih atas bantuannya menjaga ambak dan alay, terima kasih makan siangnya.maaf merepotkan"

"Ahh jangan sungkan gitu, Ibuk senang hati melakukannya." Mbah Narti tersenyum seraya menepuk bahu Umma. Wajah Umma nampak lusuh , entah apa yang sedang terjadi. Umma pun bergegas membawaku meninggalkan rumah Mbah Narti menuju rumah Julak. Sesampainya di sana Umma langsung mendatangi julak bini

" Kak, aku minta tolong bayar hutangmu.aku sangat membutuhkannya , tadi pagi saat bekerja suamiku tiba-tiba tak sadarkan diri sekarang belum siuman masih diruang ICU" (aku terkejut mendengarnya ternyata kepergian umma terburu-buru pagi tadi karena Abah jatuh sakit)

"Hutang yang mana, apa maksudnya" Julak bini terkejut

"Gelang emasku yang dulu kau pinjam untuk membangun rumah kontrakanmu, sudah puluhan tahun belum kau kembalikan kak"

" Aku sedang tidak pegang uang, kau minta sana sama lakiku"

"Sebelum kesini aku sudah ke toko kakak laki ( sebutan Umma pada julak laki) kata kakak laki , dia tidak pernah merasa berhutang gelang padaku, aku disuruh menagih pada siapa yang berhutang. Karena kakak yang dulu meminjamnya maka aku menagihnya pada kakak"

" Sudah kubilang aku sedang tidak pegang uang, lagian gelang itu juga hasil warisan Abah mama bukan uangmu. Kenapa tidak pergi saja kekeluarga suamimu minta uang kesana kenapa malah kesini. Sudah tahu kami lagi membangun toko baru, uangnya habis buat beli bahan bangunan." Julak bini memarahi Umma

" Aku kesini bukan minta kak, aku mengambil hak ku. Gelang itu aku beli bukan hanya dengan uang warisan tapi ada juga uang tabungan suamiku. Puluhan tahun tak pernah kakak bayar, aku diam, suamiku diam. Kalau tidak kepepet aku tidak akan menagih "akhirnya pecah tangis Umma

" Kalau kubilang tidak ada uang, berarti tidak ada,, terserah kamu mau apa. Kalau cuma mau uang tidak usah kesini , menyusahkan saja"

Umma menyapu airmatanya dan berdiri

" Kamu keterlaluan kak, kepada keluargamu sendiri kamu pelit dan perhitungan padahal bagi warga desamu, kalian terkenal dermawan dan suka menolong. Suamimu selalu royal pada keluarganya terutama keponakannya , dibiayai sekolahnya, dicarikan pekerjaan bahkan dibangunkan rumah sementara kamu sebotol Coca cola pun tak kau beri pada keponakanmu yang kehausan. Suamimu bahkan masih memberi nafkah pada adik-adiknya rutin tiap bulan. Sementara kamu, aku meminta hak ku kembali, gelangku sendiri malah kau perlakukan kasar kau usir" Umma menarikku keluar dari rumah Julak, sementara dari kejauhan masih terdengar sumpah serapah julak bini pada kami. Dan Umma terus berlalu tak menghiraukan teriakan julak bini

"Warisan terkadang bisa menjadi pedang tajam pemutus silaturahmi"

Baru aku tahu ternyata rumah kontrakan julak dibuat dengan uang Umma dan sudah puluhan tahun belum julak kembalikan kepada Umma. Miris, Umma sendiri tidak punya rumah dan harus pindah dari satu kontrakan ke kontrakan yang lain

 

Karena tak berhasil menagih hutang pada julak, Umma bergegas pulang. Setibanya dirumah Umma langsung membungkus TV hitam putih 14" merk Nelson milik kami, TV itu satu-satunya barang berharga yang bisa dijadikan uang

Saat Umma membawa TV tersebut, Umma bertemu dengan kak Nora dan suaminya ( mereka tetangga yang tinggal dikamar sebelah kontrakan kami )

"Mau kemana cil, terburu-buru"

"Mau menjual TV ini, buat biaya RS abahnya ambak"

"Ya Tuhan, kapan paman masuk cil, sakit apa cil"

"Tiba-tiba jatuh, sekarang masih tak sadarkan diri"

"Jangan dijual TV nya cil, kasihan ambak dan alay itu hiburan mereka, ini cil pakai uang kami dulu, kebetulan Abang sudah gajian, dan kami sudah selesai berbelanja untuk keperluan sebulan, beras kami masih banyak, stok ikan asin kami juga masih melimpah. Pakai saja cil, Pian lebih memerlukan dari kami"

Sebenarnya Umma sdh berusaha keras menolak bantuan mereka, tapi mereka terus meyakinkan Umma akhirnya Umma mau menerima. Alasannya mereka menganggap Umma sebagai keluarga mereka diperantauan, dulu ketika pertama kali pindah di kontrakan mereka tidak membawa apa-apa hanya sekarung beras dan ikan asin. Umma memberi mereka tungku untuk memasak, piring, gelas, panci, wajan, ember, bahkan kelambu untuk mereka. Umma kasihan dengan mereka, makanya Umma berusaha membantu semampunya. Umma mengajak kak Nora mencari kayu bakar untuk memasak, mencari sayur genjer, kangkung sungai, dan kelakai.

Karena sudah mendapat uang dari kak Nora, Umma segera bergegas menyiapkan keperluan untuk Abah di RS , Umma juga mengajak kami ke RS, Umma ragu kalau meninggalkan kami di rumah, daripada hati tidak tenang lebih baik Umma ajak saja aku dan kakak.

Tangan kanan Umma memegang ambak, tangan kiri Umma memegang tanganku, Umma menarik kami dengan langkah kaki yang sangat cepat, Umma khawatir dengan Abah di RS, dan Umma tidak enak kalau terlalu lama meninggalkan Abah, tadi Umma titipkan Abah dengan kawan kerja Abah "Uwak ancau" yang ikut mengantar Abah ke RS

Tiba-tiba kami dicegat Mbah Narti

"Anak-anak mau dibawa ke RS juga ya nduk"

"Iya bu, saya tidak tenang meninggalkan mereka dirumah takut kenapa-kenapa"

"Titipkan aku saja nduk, dirumah banyak kamar kosong, lagian aku hanya berdua dengan Teguh."

"Jangan Bu, aku sudah banyak merepotkan"

"Jangan gitu nduk. Kamu sudah kuanggap keluarga. Lagian kurang ringkas kalau ngurus suami sakit sambil bawa anak. Jangan ditolak tawaran ibu, nanti ibu sedih"_

"Baiklah bu, aku titip anak-anak, maaf sering merepotkan ibu. Hanya Allah yang mampu membalas kebaikan ibu"

"Oh iya nduk, bawa ini rantang makanan tadi sudah ibu siapkan. Ibu yakin kamu belum ada makan apa-apa dari pagi karena sibuk kesana kemari, makan ya nduk, kamu harus kuat, harus makan harus pandai cari waktu istirahat, karena menjaga orang sakit , jangan sampai nanti kamu ikut ikutan sakit kalau lalai terhadap dirimu"_

"Ya Bu. Makasih"

Dengan menangis karena terharu atas perhatian Mbah Narti Umma pun berlalu meninggalkan kami menuju RS

Umma sudah pergi, tinggal aku yang gelisah karena dititipkan dengan Mbah Narti. Rumah Mbah Narti memang sangat besar, banyak kamarnya karena Mbah anaknya 13, tapi semuanya sudah berkeluarga kecuali mas Teguh yang masih kecil. Ambak akan tidur sekamar dengan mas Teguh, sementara aku ditawarkan mau dikamar sendiri atau sekamar dengan Mbah. Aku bingung, aku berbisik pada ambak, aku mau pulang saja,aku tidak mau sekamar dengan Mbah. Bukan apa-apa, aku takut ngompol dikasur. Meski sudah SD tapi aku masih sering ngompol dikasur. Ambak paham maksudku, tapi ambak bingung bagaimana caranya menyampaikan pada Mbah karena kalau kami ijin pulang tidur dirumah pasti tidak dapat ijin Mbah Narti.

Mbah Narti bingung melihat tingkah kami berdua, melihat aku yang berulang-ulang mencubit lengan Ambak. Mas Teguh tersenyum kemudian berbisik pelan kepada Mbah Narti dan Mbah Narti pun ikut tersenyum

Apa ini

Apa yang dikatakan mas Teguh yang membuat Mbah Narti tersenyum

Aku jadi kikuk

Jangan-jangan mas Teguh tahu kalau aku masih suka ngompol dikasur.

Oh no

 

 

Mbah Narti mengajakku ke sebuah kamar

" Alay tidur disini, kasurnya sudah Mbah lapis dengan perlak plastik jadi aman"

Tuh kan benar dugaanku, mas Teguh tahu aku masih ngompol dikasur, makanya tadi Mbah Narti tersenyum. Pasti Ambak ini yang memberi tahu kepada mas Teguh. Aduuh malunya aku, aku langsung mau nangis, wajahku memerah. Aku berlari kekamar mas Teguh mencari Ambak, aku mau marah dengan Ambak

"Kakak, aku mau pulang saja, aku tidak mau tidur disini" kataku pada Ambak sambil sesenggukan menangis.

"Kenapa, lay"Ambak menghampiriku

"Aku malu, kenapa kakak memberi tahu mas Teguh kalau aku masih ngompol dikasur"

"Bukan aku lay, aku tidak pernah memberi tahu pada Teguh"

"Pokoknya pulang, aku tidak mau tidur disini.

Pulang, pulang,pulang"aku berteriak histeris

"

"Memang bukan Ambak yang memberi tahu mas (mas Teguh datang kekamarnya , mungkin mas Teguh mendengar teriakkanku), mas tahu kamu masih ngompol karena tak sengaja mas melihat Umma sering menjemur kasur dipagi hari, pas ada yang bertanya kenapa sering menjemur kasur, Umma jawab karena alay masih ngompol dikasur. Makanya alay jangan ngompol lagi biar ngga malu ,kan sudah besar kasihan Umma harus sering jemur kasur gara-gara alay."

"Kakak ayoo pulang" aku masih menangis dan membujuk Ambak untuk pulang

" Hmmm alay marah ya sama mas, maafin mas ya lay. Jangan pulang, kasihan ibu yang sdh berjanji pada Umma untuk menjaga kalian. Alay yang pintar disini, doakan Abah lekas sembuh biar alay bisa pulang kumpul lagi dengan Abah Umma. Maaf, maaf,jangan marah lagi ya lay. Kalau alay mau memaafkan mas ,besok alay mas traktir cilok. Alay boleh minta sebanyak-banyaknya"

Aahhhh mas Teguh memang Arjuna yang mempesona, tak kuasa aku menolak permintaan maaf nya😂😂😂😂

Akhirnya aku luluh dan mau mendengarkan mas Teguh, aku berhenti minta pulang dan kembali ke kamar yang sudah disiapkan Mbah Narti.

Malam mulai larut, aku bersiap-siap tidur sebelumnya aku juga sudah BAK ke toilet. Aku berharap semoga malam ini aku tidak ngompol dikasur. Berjam jam aku membaringkan diri tapi ketakutan ngompol membuatku tidak bisa memejamkan mata sampai kudengar denting jam dinding, ku hitung bunyinya 12 kali. Ternyata sudah tengah malam, aku mau ke toilet lagi tapi karena rumah Mbah Narti sangat besar membuatku merasa sedikit takut, aku ingin minta temani Ambak tapi sepertinya Ambak sudah tidur. Aku gelisah tak karuan, akhirnya kuberanikan diri keluar kamar menuju toilet yang letaknya jauh diujung dapur. Baru beberapa kali melangkah, ketakutanku makin menjadi menatap lorong menuju dapur, akhirnya aku balik arah lalu tiba-tiba

"Mau kemana lay"

"Eh, mas Teguh. Aku mau ke toilet tapi takut"

" Ayo mas temani ke toilet, alay tidak usah takut, nanti mas tunggu diluar"

Akhirnya aku berani ke toilet, mas Teguh benar-benar setia menunggu diluar membuatku tenang bisa BAK tanpa takut sampai selesai

"Kamu di rumah ngompol karena takut ke toilet ya lay"

"Iya mas, rumah kontrakan kami kan toilet nya diluar, agak jauh jalan nya, gelap, kadang ada suara-suara krik krik atau yang paling aku takutkan itu suara yang bunyinya"aauuuu, ,auuuuuuu". Kalau mas Teguh enak toilet nya ada didalam rumah, terang lagi ada lampunya"

"Alay boleh kok tinggal disini selama alay mau, ibu pasti senang"

"Waah makasih ya mas, segitu baiknya dengan aku"

Hedeuh alay, alay, dasar plin plan baru saja teriak histeris nangis-nangis minta pulang, ehhh ditawarin boleh tinggal lebih lama malah kegirangan 😂😂😂

 

Dalam rangka meningkatkan kwalitas dan kwantitas Web ini, silahkan untuk memberikan Coment, baik Keritik Maupun Saran pada kolom Komentar dibawah ini.Atas nama Manegemen hobbyimul.com kami Haturkan Terimakasih. Jangan lupa Like and Subcribe Channel Kami: https://www.youtube.com/channel/UCWf6mFpnCsJj3Lu8z10_SYQ?view_as=subscriber

Post a Comment

Comen

Hot News

Hot Video

Featured Post

Mitos tentang Minum Air Putih dari Kulit Durian

Copyright © HI News. Edit By Pastitala.org Thanks To OddThemes